Fernando Arias Terpilih Kembali Sebagai Dirjen OPCW

2 Desember 2021 1:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen OPCW Fernando Arias. Foto: Dok. OPCW
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen OPCW Fernando Arias. Foto: Dok. OPCW
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Negara-negara pihak Konvensi Senjata Kimia menunjuk kembali, Fernando Arias, sebagai Direktur Jenderal Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons/OPCW atau Organisasi Pelarangan Senjata Kimia untuk masa jabatan kedua periode 2022-2026.
ADVERTISEMENT
Arias diangkat kembali sebagai Direktur Jenderal OPCW untuk jabatan periode kedua melalui keputusan yang diambil pada 26th Session of the Conference of States Parties to the Chemical Weapons Convention (Konferensi Negara-Negara Pihak Konvensi Senjata Kimia Sesi ke-26).
Demikian siaran pers OPCW yang diterima kumparan Den Haag pada Selasa petang atau Rabu (1/12).
“Tugas yang Anda percayakan kepada saya untuk tahun-tahun mendatang adalah kontrak dengan komunitas internasional, yang saya terima sepenuhnya terlepas dari kesulitan-kesulitan yang kita hadapi,” kata Arias dalam sambutannya seraya menyampaikan terima kasih kepada negara-negara pihak.
Masa jabatan periode kedua Fernando Arias sebagai Direktur Jenderal OPCW akan dimulai tahun depan tepatnya pada 25 Juli 2022 dan akan berakhir pada 24 Juli 2026.
ADVERTISEMENT
Duta Besar Fernando Arias menjabat sebagai Direktur Jenderal OPCW sejak 25 Juli 2018. Sebelum diangkat sebagai Direktur Jenderal OPCW, Arias menjabat sebagai Duta Besar Kerajaan Spanyol untuk Kerajaan Belanda, serta Wakil Tetap Kerajaan Spanyol untuk OPCW di Den Haag.
Duta Besar Arias telah menjadi diplomat karier sejak 1979 dan memiliki pengalaman multilateral yang luas dengan isu-isu mengenai senjata pemusnah massal serta pengalaman bilateral di Asia, Afrika, Eropa Timur, Eropa Barat, Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Dalam dasawarsa terakhir, Duta Besar Arias telah mewakili Spanyol dalam organisasi-organisasi internasional termasuk OPCW. Dia sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Dewan Eksekutif OPCW.
Ilustrasi logo PBB Foto: Reuters
Di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Arias pernah menjadi Duta Besar dan Wakil Tetap Kerajaan Spanyol. Selama di PBB, dia menjabat sebagai Wakil Presiden Sidang Umum PBB ke-68 dan Wakil Presiden ECOSOC.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Dubes Arias juga pernah menjadi Wakil Duta Besar di Kedutaan Besar Spanyol untuk Republik Rakyat Cina. Selanjutnya sebagai Duta Besar Spanyol untuk Bulgaria, Duta Besar Spanyol untuk Bekas Republik Yugoslavia Makedonia (sekarang Makedonia Utara), Direktur Jenderal Departemen Protokol Kepresidenan Pemerintah Spanyol, Duta Besar untuk Republik Islam Mauritania dan Duta Besar untuk Republik Mali.
Selain itu, berbagai jabatan lainnya juga pernah diemban Arias di Kementerian Luar Negeri Spanyol, antara lain sebagai Wakil Duta Besar pada Kedutaan Besar Spanyol di Republik Argentina, Meksiko, dan Republik Rumania.
Arias memulai karier diplomatiknya sebagai Sekretaris dan Penasihat Budaya di Kedutaan Besar Spanyol untuk Kerajaan Belanda.
Konferensi Negara-Negara Pihak bertemu setiap tahun untuk menilai pelaksanaan Chemical Weapons Convention/CWC (Konvensi Senjata Kimia) dan untuk membuat keputusan penting mengenai pekerjaan organisasi di masa depan.
Indonesia di sidang OPCW. Foto: Dok. PTRI/KBRI Den Haag
Konferensi Negara-Negara Pihak mengawasi pelaksanaan lanjutan dari Konvensi Senjata Kimia, promosi tujuan perjanjian dan meninjau kepatuhan internasional terhadap perjanjian.
ADVERTISEMENT
Sebagai badan pelaksana Konvensi Senjata Kimia, OPCW, dengan 193 negara anggotanya, mengawasi upaya global untuk menghapuskan senjata kimia secara permanen.
Sejak mulai berlaku pada 1997, konvensi ini merupakan perjanjian perlucutan senjata paling berhasil menghapuskan seluruh kelas senjata pemusnah massal.
Lebih dari 98% dari semua cadangan senjata kimia dinyatakan telah dihancurkan di bawah verifikasi OPCW. Atas upaya ekstensifnya dalam menghapuskan senjata kimia, OPCW menerima hadiah Nobel Perdamaian 2013.

Laporan Kontributor kumparan di Den Haag Eddi Santosa