Findra, Pelaku Teror Air Keras di Jakbar, Tak Pernah Melihat Korbannya

21 November 2019 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luka penyiraman air keras di tubuh Sakinah. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Luka penyiraman air keras di tubuh Sakinah. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
ADVERTISEMENT
Polisi menggelar rekonstruksi penyiraman air keras yang dilakukan Findra Yunico. Rekonstruksi digelar di halaman Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, Kamis (21/11).
ADVERTISEMENT
Dari adegan penyiraman, Findra tidak pernah melihat wajah korbannya. Ini terlihat saat ia memperagakan adegan penyiraman di Kebon Jeruk, misalnya.
Rekonstruksi penyiraman air keras di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (21/11). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Findra menolak melihat wajah korban ketika diminta penyidik. Saat penyiraman dilakukan, ia memalingkan muka.
"Saya nyiram tanpa lihat wajahnya. Saya enggak mau melihat," kata Findra kepada penyidik di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
Rekonstruksi penyiraman air keras di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (21/11). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Hal yang sama juga dilakukan Findra saat menyiram Sakinah, tukang sayur di Meruya, Kembangan, Jakarta Barat. Kali ini, Findra menyiramnya dari belakang. Saat melewati korban, Findra juga tidak menoleh.
"Saya siram dari arah belakang. Melewati saja," kata Findra memperagakan adegan ke-33.
Rekonstruksi penyiraman air keras di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (21/11). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Di lokasi penyiraman ketiga, yakni Jalan Mawar, Findra memilih menunduk. Ia dua kali menyiramkan air keras ke enam siswi yang menjadi korbannya.
ADVERTISEMENT
Findra melakukan tiga kali teror penyiraman air keras. Pertama dilakukan pada 5 November di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kedua, pada 8 November, dan terakhir, 15 November, yang memakan korban enam siswi SMP.
Rekonstruksi penyiraman air keras di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (21/11). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Kepada penyidik, Findra mengaku tidak mengenal seluruh korbannya dan memilih secara acak. Pria yang hobi bermain game itu sengaja memilih korban perempuan karena dinilai tidak bisa melawan dan tidak akan mengejarnya.
Kasandra Putranto, psikolog yang memeriksa Findra, menyebut, perbuatan Findra dipicu peristiwa masa lalu.
Rekonstruksi penyiraman air keras di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (21/11). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Findra sempat mengalami kecelakaan kerja pada 2015. Luka yang diderita dari kecelakaan itu telah diobati oleh pihak perusahaan. Namun, luka itu kembali terasa nyeri setelah empat tahun berlalu.
Kasandra menilai Findra merasa lukanya tidak bisa sembuh dan tidak ada bantuan pengobatan untuknya.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada bagian dari mata, bagian dari punggung yang nyeri yang tidak bisa kembali seperti semula karena memang ada cedera. Itu yang dipermasalahkan, karena tidak ada bantuan pengobatan lanjutan. Yang dia tuntut adalah bantuan pengobatan lanjutan itu," kata Kasandra di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (18/11).