Peneror Air Keras di Jakbar Ingin Orang Lain Rasakan Penderitaannya

18 November 2019 23:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi soda api. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi soda api. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Peneror air keras di Jakarta Barat, FY, telah menjalani serangkaian pemeriksaan kejiwaan bersama psikolog sejak ditangkap oleh Polda Metro Jaya. Kasandra Putranto, psikolog yang memeriksa FY, menyebut perbuatan tersebut dipicu peristiwa masa lalu.
ADVERTISEMENT
FY sempat mengalami kecelakaan kerja pada 2015. Luka yang diderita dari kecelakaan itu telah diobati oleh pihak perusahaan. Namun, luka itu kembali terasa nyeri setelah empat tahun berlalu.
Kasandra menilai FY merasa lukanya tidak bisa sembuh dan tidak ada bantuan pengobatan untuknya.
"Jadi ada bagian dari mata, bagian dari punggung yang nyeri yang tidak bisa kembali seperti semula karena memang ada cedera. Itu yang dipermasalahkan, karena tidak ada bantuan pengobatan lanjutan. Yang dia tuntut adalah bantuan pengobatan lanjutan itu," kata Kasandra di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (18/11).
Konferensi pers pengungkapan kasus penyiraman cairan kimia, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (16/11/2019). Foto: Ricky Febrian/kumparan
Penderitaan itu, kata dia, membuat FY nekat menyiram air keras ke sembilan perempuan. FY diduga melakukan aksi tersebut agar orang lain merasakan penderitaannya.
ADVERTISEMENT
"Supaya orang lain bisa merasakan penderitaan yang dia rasakan," ucap Kasandra saat ditanya terkait motif penyerangan FY.
Kasandra membantah FY mengalami delusi atau halusinasi saat melakukan perbuatannya. Menurut Kasandra, pria itu melakukan dengan penuh kesadaran.
"Artinya memiliki kapasitas psikologi yang cukup memadai untuk bisa pertanggung jawabkan perbuatanya," kata Kasandra.
Konferensi pers pengungkapan kasus penyiraman cairan kimia, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (16/11/2019). Foto: Ricky Febrian/kumparan
Teror penyiraman air keras terjadi di tiga lokasi, yakni Meruya, Kembangan, dan Kebon Jeruk. Korbannya terdiri dari delapan pelajar SMP dan seorang pedagang sayur.
Penyerangan pertama menimpa dua orang pelajar SMP di Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada 5 November. Kemudian penyerangan kedua yang dilakukan selang tiga hari memakan korban seorang lansia, Sakinah (60), ia disiram di kediamannya di Meruya, Kembangan.
ADVERTISEMENT
Teror terakhir terjadi pada Jumat (15/11) siang di Jalan Mawar, Srengseng, Kembangan. Enam orang pelajar SMP menjadi korban penyerangan itu.
Sebelum aksinya diketahui, FY pernah melakukan satu teror yang sama pada 3 November. Namun dalam penyerangan di dekat Polsek Kebon Jeruk itu, kandungan soda api yang digunakan oleh FY tidak besar sehingga tidak jatuh korban. Peristiwa itu juga tidak dilaporkan ke pihak kepolisian.