Kapolda Metro Jaya: Teror Air Keras di Jakbar Tak Terkait Novel

18 November 2019 15:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono di ruang rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta.  Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono di ruang rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus teror air keras yang terjadi di tiga lokasi di Jakarta Barat terungkap kurang dari satu bulan. Cepatnya pengungkapan kasus tersebut kerap dibandingkan dengan penyiraman air keras yang menimpa penyidik KPK Novel Baswedan yang sudah dua tahun tidak terungkap.
ADVERTISEMENT
Sebagian pihak menduga, pelaku teror air keras di Jakbar juga berkaitan dengan kasus Novel. Tapi, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono menegaskan kedua kasus tersebut tidak saling berkaitan.
"Enggak ada. Enggak ada sama sekali. Sangat jauh kalau dikaitkan dengan itu," kata Gatot di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (18/11).
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Gatot menjelaskan, pengungkapan FY semula sulit. Sebab, saat penyiraman pertama yang terjadi pada 5 November hanya sedikit saksi peristiwa itu. Sementara pernyiraman kedua pada 8 November, selain saksi juga terdapat rekaman CCTV. Namun, rekaman itu buram sehingga sulit mengidentifikasi pelaku.
Polisi baru bisa mengetahui pelaku setelah peristiwa ketiga yang terjadi pada 15 November 2019. Banyaknya saksi dan rekaman CCTV yang jelas mempermudah kerja polisi.
ADVERTISEMENT
"Didukung lagi banyak saksi-saksi menunjuk kepada pelaku ini. Sehingga dengan cepat kita bisa mengungkapnya. Di samping itu juga para korban yang kita periksa baik peristiwa tanggal 5, tanggal 8, dengan tanggal 15 juga memberikan keterangan yang sangat signifikan untuk kita bisa mengetahui siapa pelakunya," kata Gatot.
Luka penyiraman air keras di tubuh Sakinah. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
Teror penyiraman air keras terjadi di tiga lokasi, yakni Meruya, Kembangan, dan Kebon Jeruk. Korbannya terdiri dari 8 pelajar SMP dan seorang pedagang sayur.
Penyerangan pertama menimpa dua orang pelajar SMP di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kemudian penyerangan kedua memakan korban seorang lansia, Sakinah (60), ia disiram di kediamannya di Meruya, Kembangan.
Teror terakhir terjadi pada Jumat (15/11) siang di Jalan Mawar, Srengseng, Kembangan. Enam orang pelajar SMP menjadi korban penyerangan itu.
ADVERTISEMENT