Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
![Seorang pekerja menggembalakan bebek ke sawah untuk membersihkan gulma dan hama, setelah musim panen di Nakhon Pathom, Thailand. Foto: Soe Zeya Tun/REUTERS](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1600195473/yhgan5uunojil84hyb6y.jpg)
ADVERTISEMENT
Sekitar 10.000 bebek dilepaskan dari kandang ke tengah persawahan usai musim panen, di Nakhon Pathom, Thailand .
ADVERTISEMENT
Bebek-bebek tersebut langsung berjalan menuju sawah untuk melahap hama siput yang bersembunyi di tunggul padi .
Cara beternak bebek di areal sawah ini telah lama menjadi tradisi di daerah-daerah Thailand. Orang Thailand menyebutnya 'ped lai thoong' yang berarti 'bebek mengejar lapangan'.
“Manfaat (bagi peternak) adalah kami mengurangi biaya untuk memberi makan bebek,” kata Apiwat Chalermklin, 34, seorang peternak, dilansir Reuters.
Para petani padi mendapatkan keuntungan kerena bebek-bebek tersebut membantunya membersihkan gulma dan hama, serta mengurangi penggunaan bahan kimia dan pestisida.
ADVERTISEMENT
"Mereka membantu memakan keong mas dan sisa sekam padi yang jatuh ke ladang sejak panen terakhir. Bebek juga menginjak tunggul padi untuk meratakan tanah dan memudahkan untuk membajak,” kata petani, Prang Sipipat.
Untuk saat ini, sistem tersebut bekerja dengan baik untuk peternak bebek dan petani padi. Meskipun, mereka khawatir akan adanya ancaman kekeringan.
Thailand, negara pengekspor beras terbesar kedua di dunia, menghadapi kekeringan berkepanjangan yang mempengaruhi banyak daerah untuk tahun ini.