Foto: Masjid Menara Kudus, Simbol Toleransi Antarumat Beragama

7 Mei 2021 9:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berjalan di depan Masjid Menara Kudus, Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah. Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga berjalan di depan Masjid Menara Kudus, Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah. Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Masjid Menara Kudus atau Masjid Al Aqsa Manarat Qudus adalah masjid kuno yang terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Masjid tersebut didirikan oleh Sunan Kudus (Sayyid Ja'far Shadiq), salah satu wali songo penyebar agama Islam di Jawa pada tahun 956 H atau 1549 M. Peletakan batu pertama saat pembangunan masjid tersebut menggunakan batu dari Baitul Maqdis Palestina.
Bentuk Masjid Menara Kudus yang menyerupai bangunan candi disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat pada saat itu yang masih dipengaruhi budaya Buddha dan Hindu, sehingga arsitekturnya memadukan konsep budaya Islam, Hindu dan Buddha.
Pengurus masjid berjalan menuju pintu masuk menara di Masjid Menara Kudus, Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah. Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA FOTO
Masjid Menara memiliki lima pintu di sebelah kanan dan kiri, jumlah jendelanya ada empat buah serta memiliki delapan tiang besar di dalam masjid yang terbuat dari kayu jati. Di dalam masjid terdapat dua bendera yang terletak di kanan dan kiri tempat khatib menyampaikan khotbah, dan di serambi depan masjid berdiri gapura paduraksa yang biasa disebut sebagai 'lawang kembar'.
ADVERTISEMENT
Di kompleks masjid juga ada delapan pancuran untuk wudu yang di atasnya terdapat arca yang mengadaptasi keyakinan Buddha. Arca tersebut memiliki arti Delapan Jalan Kebenaran atau Asta Sanghika Marga.
Menara masjid memiliki bentuk yang menyerupai candi Jawa-Hindu dan terbuat dari bata merah. Menara setinggi 18 meter itu dihiasi 32 piring keramik, sedangkan badan menaranya dibangun dan diukir dengan motif tradisi Jawa-Hindu.
Warga berwudu di Masjid Menara Kudus, Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah. Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA FOTO
Teknik konstruksi tradisional Jawa juga dapat dilihat pada bagian kepala menara yang berbentuk bangunan berkonstruksi kayu jati dengan empat batang saka guru yang menopang dua tumpuk atap tajug. Pada bagian puncak atap tajug terdapat semacam mustaka (kepala) seperti pada puncak atap tumpang bangunan utama masjid-masjid tradisional di Jawa yang merujuk pada unsur arsitektur Jawa-Hindu.
ADVERTISEMENT
Di sebelah barat masjid tersebut terdapat makam Sunan Kudus yang dikelilingi makam ahli waris, ulama, dan beberapa tokoh agama yakni Panembahan Palembang, Pangeran Pedamaran, dan Panembahan Condro yang banyak dikunjungi wisatawan dan para peziarah.
Warga melaksanakan salat di Masjid Menara Kudus, Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah. Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA FOTO
Kepada para pengikutnya Sunan Kudus mengajarkan sikap toleransi antar umat beragama, antara lain dengan melarang menyembelih sapi untuk dikonsumsi karena sapi dianggap sebagai binatang suci bagi umat Hindu. Kebiasaan itu masih berlangsung hingga saat ini dan masyarakat memilih untuk mengkonsumsi daging kerbau sebagai gantinya.
Masjid Menara Kudus merupakan hasil akulturasi budaya Islam, Hindu, dan Buddha, yang menjadi bukti nyata wujud kerukunan dan toleransi antar umat beragama.
***