Foto: Pasangan Ini Ubah Bantaran Ciliwung Jadi Lahan Pertanian

Di tepi Banjir Kanal Barat, Jakarta Pusat, semangat seorang warga bernama Jahri (64) tetap menyala di bawah terik matahari. Dengan cangkul di tangan, ia mengolah sebidang tanah kecil di bantaran Kali Ciliwung untuk menanam kemangi dan sayuran lain yang menjadi sumber penghidupannya.

Bersama sang istri, Muniroh (45), Jahri menjadikan lahan dari bantaran kali sebagai ladang harapan. Keduanya tinggal di sebuah rumah semi permanen di pinggir kali bersama empat anak mereka. Anak sulung mereka sudah bekerja di Tangerang, sementara Muniroh setiap hari membantu sang suami bertani mencabut kangkung dan membersihkan tanah dari akar tanaman yang baru dipanen.

Hasil panen mereka cukup beragam. Kangkung dijual ke pasar dengan harga sekitar Rp 3 ribu per ikat, sementara bunga pepaya yang mereka tanam laku Rp 5 ribu per tiga kantong. Meski penghasilan tidak selalu stabil, terutama saat cuaca ekstrem, pasangan ini tetap tekun menjaga lahan mereka.

Selain bertani, Jahri dan Muniroh juga merawat dua ekor kambing titipan warga. Bagi mereka, setiap langkah kecil dalam merawat bumi adalah bentuk perjuangan sekaligus pengingat bahwa harapan bisa tumbuh di mana saja bahkan di tengah hiruk pikuk Ibu Kota.

Muniroh (45) membawa sayuran yang telah panen di kawasan tepi Banjir Kanal Barat, Jakarta Pusat, Kamis (30/10/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan