Foto: Patung Es Trump dan Bolsonaro Mencair di Seberang Markas PBB di New York

1 Oktober 2020 16:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivis Greenpeace memegang tanda di antara patung es presiden AS Donald Trump dan presiden Brasil Jair Bolsonaro yang mencair di seberang Markas Besar PBB, di Long Island City, New York. Foto: Laura BONILLA CAL/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis Greenpeace memegang tanda di antara patung es presiden AS Donald Trump dan presiden Brasil Jair Bolsonaro yang mencair di seberang Markas Besar PBB, di Long Island City, New York. Foto: Laura BONILLA CAL/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepasang patung es yang menggambarkan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro diletakkan di seberang markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Queens Borough di New York City, New York, AS, Rabu (30/9) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Patung es tersebut diletakkan menghadap gedung PBB dan dibiarkan mencair, dengan spanduk bertuliskan 'Wajah Kepunahan: Mengobarkan Planet dalam Krisis'.
Aksi ini dilakukan para aktivis Greenpeace sebagai bentuk protes atas kelambanan Trump dan Bolsonaro dalam melindungi keanekaragaman hayati di seluruh dunia.
Protes tersebut menyoroti kegagalan yang disengaja dari kedua pemimpin pemerintahan untuk mengatasi krisis alam dan keruntuhan keanekaragaman hayati.
Aktivis Greenpeace memegang tanda di antara dua patung es Presiden AS Donald Trump dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro di seberang markas besar PBB di Queens Borough of New York City, New York, AS, (30/9). Foto: Carlo Allegri/REUTERS
Dilansir dari laman resmi Greenpeace, kebakaran yang berkobar di seluruh dunia dari Amerika Serikat hingga Brasil hingga Siberia, mengakibatkan Kutub Utara mencapai tingkat es laut terendah kedua yang pernah ada tahun ini.
Pemerintahan Trump dan Bolsonaro dinilai sebagai wajah kepunahan karena mereka mendorong agenda radikal yang menghancurkan alam, mendorong keruntuhan keanekaragaman hayati dan memperburuk keadaan darurat iklim.
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat dan Brasil merupakan negara dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia, dengan susunan ekosistem kritis yang luar biasa, populasi satwa liar, dan hutan ikonik. Namun pemimpin kedua negara ini dinilai secara aktif mendorong agenda anti-lingkungan, memicu krisis keanekaragaman hayati serta mengancam hak-hak masyarakat adat.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.