Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Proyek yang dipimpin oleh Profesor Mohamed Thariq Hameed Sultan di Universitas Putra Malaysia, telah mencoba menemukan penggunaan berkelanjutan untuk limbah nanas yang dihasilkan oleh para petani di Hulu Langat, Malaysia.
"Kami mengubah daun nanas menjadi serat yang dapat digunakan untuk aplikasi luar angkasa, yang pada dasarnya menciptakan drone," kata Profesor Mohamed Thariq Hameed Sultan.
Mohamed Thariq mengatakan, drone yang terbuat dari bahan bio-komposit memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang lebih tinggi daripada yang terbuat dari serat sintetis, dan juga lebih murah, lebih ringan, dan lebih mudah untuk dibuang.
Menurut Mohamed Thariq, jika drone rusak, kerangka itu bisa terkubur di tanah dan akan rusak dalam dua minggu. Prototipe drone mampu terbang hingga ketinggian sekitar 1.000 meter dan tetap di udara sekitar 20 menit.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, tim peneliti berharap untuk membuat drone yang lebih besar untuk mengakomodasi muatan yang lebih besar, termasuk sensor citra, untuk keperluan pertanian dan inspeksi udara.
"Peran kami di sini adalah membantu industri, para petani, untuk meningkatkan hasil panen mereka dan membuat pekerjaan mereka jauh lebih mudah," kata William Robert Alvisse dari Malaysian Unmanned Drones Activist Society, sebuah kelompok non-pemerintah yang membantu merancang drone tersebut.
Sebelum proyek diluncurkan pada 2017, batang nanas dibuang setelah masa panen sekali dalam setahun, tetapi petani berharap proyek drone akan mendorong lebih banyak inovasi untuk menemukan penggunaan limbah dan meningkatkan pendapatan.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona .