Foto: Petani Dataran Tinggi Malaysia Bertahan Hidup di Tengah Pandemi

17 Juli 2021 10:58 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua pekerja migran memetik daun teh di Cameron Highlands di negara bagian Pahang, Malaysia. Foto: Mohd RASFAN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Dua pekerja migran memetik daun teh di Cameron Highlands di negara bagian Pahang, Malaysia. Foto: Mohd RASFAN / AFP
ADVERTISEMENT
Perkebunan teh luas tersebar di dataran tinggi Malaysia yang terjal, tempat para petani rumah kaca juga memanen buah, sayuran dan bunga. Sepintas, pemandangan tersebut menyajikan gambaran kehidupan pedesaan yang indah di Dataran Tinggi Cameron. Tetapi para petani di kawasan itu berjuang bertahan hidup karena lockdown saat pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
"Saya telah bertani selama 40 tahun dan pandemi ini adalah krisis terburuk yang pernah saya alami," Chai Kok Lim, presiden Organisasi Petani Sayuran Dataran Tinggi Cameron, mengatakan kepada AFP.
Foto udara area Perkebunan Cameron Bharat di Dataran Tinggi Cameron di negara bagian Pahang, Malaysia. Foto: Mohd RASFAN / AFP
Pekerja migran memetik daun teh di Cameron Highlands di negara bagian Pahang, Malaysia. Foto: Mohd RASFAN / AFP
Pandemi di Malaysia didorong oleh varian Delta. Hingga saat ini, pihak berwenang melaporkan sekitar 880.000 kasus dan lebih dari 6.600 kematian. Jumlah pengunjung berkurang menjadi hampir nol karena pembatasan perjalanan, memukul pendapatan dan memaksa perkebunan untuk menutup toko bagi wisatawan.
Pengelola perkebunan mengatakan pertanian juga menderita kekurangan tenaga kerja migran karena pembatasan perjalanan yang berarti dia tidak dapat membawa pekerja baru. Dia mengatakan kebanyakan orang asli Malaysia menghindari pekerjaan yang berat dan kotor.
Para pekerja migran berjalan melalui sebuah perkebunan sayuran di Cameron Highlands di negara bagian Pahang, Malaysia. Foto: Mohd RASFAN / AFP
Pekerja migran mencangkul di sebuah pertanian sayuran di Cameron Highlands di negara bagian Pahang, Malaysia. Foto: Mohd RASFAN / AFP
Parveen Kumar Mohan menanam bunga krisan, yang biasa digunakan dalam perayaan dan upacara keagamaan oleh etnis India yang cukup besar di Malaysia. Namun pria berusia 31 tahun itu mengatakan bahwa dia tidak memiliki cukup pekerja untuk memanen bunga.
ADVERTISEMENT
Bahkan jika tanaman itu dipanen, dia tidak akan bisa menjual bunganya karena tidak ada permintaan untuk itu. “Kuil ditutup dan tidak ada turis,” jelasnya.
Seorang pekerja migran memanen bunga di Cameron Highlands di negara bagian Pahang, Malaysia. Foto: MOHD RASFAN/AFP
Seorang pekerja menggunting tangkai bungka krisan saat memanennya perkebunan di Cameron Highlands di negara bagian Pahang, Malaysia. Foto: MOHD RASFAN/AFP
***