Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menanggapi imbauan MUI Jatim itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar hal tersebut jangan menjadi pertentangan.
Menurut Ganjar, masih ada yang lebih substantif dibanding mempermasalahkan salam "kebhinekaan" itu.
"Sebenarnya semua salam itu sama, tidak perlu dipertentangkan," ujar Ganjar saat ditemui di ruang kerjanya di kompleks Gubernuran, Jalan Pahlawan, Semarang, Senin (11/11).
Ganjar menjelaskan, spirit salam semua agama adalah sama. Selama ini, Ganjar juga kerap menyampaikan salam tersebut dalam acara-acara resmi karena memang audiensnya tidak berasal dari satu agama.
Ganjar berujar, dirinya juga tidak melihat kesamaan sikap MUI Jatim dan Jateng. Sehingga menurutnya, seluruh elemen masyarakat harus menghormati.
"MUI Jateng tidak apa-apa, tidak ada komentar apa-apa. Kita menghormati semuanya. Kemarin (bertemu) dengan Ketua MUI Jateng tidak ada cerita soal gini," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Persoalan pengucapan salam itu, kata Ganjar, memang sudah lama. Ganjar lantas mengingat kala Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang malah hanya mengucapkan 'Selamat Pagi'.
"Gus Dur malah bilangnya selamat pagi dulu itu," ujarnya.
Daripada mempermasalahkan salam, kata Ganjar, masih banyak hal yang lebih penting yang bisa dibahas dan dilakukan.
"Ada yang lebih substantif untuk kita pikirkan, lebih substantif persoalan-persoalan bangsa ini," kata politikus PDIP ini.
Sementara itu, kumparan mencoba menghubungi Ketua MUI Jateng, Ahmad Darodji. Namun, hingga kini yang bersangkutan belum memberikan respons.