Ganjar Tugaskan Disdikbud Jateng Cek Kasus Pemukulan Siswi di Purworejo

13 Februari 2020 11:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo  Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus perundungan terhadap siswi SMP di Purworejo, direspons cepat oleh orang nomor satu di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar mengatakan sudah menugaskan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengecek kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Ganjar usai Pelantikan Pejabat Fungsional di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Komplek Gubernuran, Semarang, Kamis (13/2).
“Sampai dini hari tadi malam saya kontak-kontak, kemudian saya komunikasi bahkan dengan kepala sekolahnya,” ungkap Gubernur.
Ganjar mengatakan, ketiga perundungan siswi itu merupakan anak yang membutuhkan perhatian. Sehingga, dirinya meminta pihak sekolah terutama bagian konseling untuk turun dan bertindak.
Di sisi lain, kata Ganjar, dirinya juga sudah mengirimkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Jumeri untuk berkoordinasi dengan Pemkab setempat.
“Karena ini sebenarnya kewenangan ada di sana. Saya sudah koordinasi dengan pengurus organisasi induk sekolahnya, jadi saya teleponi semua,” tutur Ganjar.
Viralnya kasus ini, kata Ganjar, sudah tak bisa lagi dikendalikan. Maka menurut dia, para pemangku kepentingan pendidikan harus bekerja lebih ekstra lagi.
ADVERTISEMENT
“Sudah cukup sering terjadi ini, maka semua harus bekerja serius. Kalau perlu pasangi CCTV dan musti sekarang kita pikirkan bagaimana kita evaluasi sekolah seperti ini,” tegasnya.
Evaluasi yang dimaksudnya yakni berdasarkan fakta sekolah tersebut memiliki siswa yang sedikit. Ganjar berpikiran apakah sekolah seperti itu bisa dilikuidasi atau digabung dengan sekolah lainnya.
“Sekarang saya lagi minta regulasinya untuk ditata, dan kita ngomong sama seluruh pemangku kepentingan pendidikan, yang begini boleh enggak sih kalau dilikuidasi? Saya kira kalau sudah sepeti itu, enggak ada muridnya, enggak bisa dikelola dengan baik maka digabung dengan sekolah kiri kanannya aja,” ungkapnya.