Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Gerakan Anti Radikalisme (GAR ) yang isinya sejumlah alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) menuai sorotan. Musababnya, GAR melaporkan Din Syamsuddin ke KASN karena dugaan pelanggaran kode etik sebagai ASN, isu radikal juga disinggung.
ADVERTISEMENT
Laporan GAR itu menuai polemik. GAR ternyata tak hanya melaporkan Din Syamsuddin, mereka juga melaporkan Dekan Fakultas Teknik Industri ITB Brian Yuliarto.
Bahkan, mereka juga meminta klarifikasi kepada anggota Majelis Wali Amanat (WMA) ITB periode 2019-2024 Nurhayati Subakat.
Nurhayati merupakan pimpinan dari korporasi Paragon yang membawahi produk kosmetik Wardah.
GAR menyoroti soal program Beasiswa Perintis 2021 untuk mahasiswa ITB. Beasiswa itu merupakan kerja sama antara Paragon, Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman dan Rumah Amal Salman.
GAR menyoroti program Beasiswa Perintis yang sangat inklusif dan ditujukan hanya untuk agama tertentu atau hanya agama Islam saja. Hal ini membuat orang-orang berpikir bahwa Beasiswa Perintis itu dikeluarkan langsung dari ITB secara universitas.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai laporan itu, muncul sebuah broadcast yang menyebut GAR adalah kelompok yang Islamofobia . Menanggapi hal itu, anggota GAR Nelson Napitupulu membantah.
"Tidak benar," ujar Nelson, saat dihubungi kumparan, Senin (15/2).
Nelson mengatakan isu GAR adalah organisasi Islamofobia sengaja diembuskan oleh pihak yang tak suka terkait berbagai pelaporan. Salah satu yang disinggung Nelson adalah pelaporan Din Syamsuddin ke KASN.
"Kalau ada broadcast Islamofobia itu kan opini yang coba dibangun oleh pihak yang tidak setuju dengan laporan GAR ITB," ujar Nelson.