Gara-gara Tunggu Perintah Atasan, Polisi Gagal Cegah Pembantaian di SD Texas

7 Juli 2022 10:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi berjaga di luar Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, usai penembakan, Selasa (24/5/2022). Foto: Allison Dinner / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Polisi berjaga di luar Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, usai penembakan, Selasa (24/5/2022). Foto: Allison Dinner / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Laporan investigasi penembakan di Uvalde, Texas, menunjukkan seorang polisi kehilangan kesempatan untuk menembak pelaku, sebelum ia melancarkan pembantaian di Sekolah Dasar Robb pada 24 Mei 2022 silam. Pelaku penembakan itu bernama Salvador Ramos.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, hal ini terjadi karena polisi tersebut menunggu izin pengawas untuk menembakkan senapannya. Akibatnya sebanyak 19 anak-anak dan 2 guru tewas dalam insiden penembakan sekolah ke-188 di Amerika Serikat sejak 1970 itu.
Detail kejadian ini tertulis dalam laporan Pusat Pelatihan Respons Cepat Penegakan Hukum Tingkat Lanjut di Texas State University yang ditugaskan oleh Departemen Keamanan Publik Texas.
Polisi berjaga di lokasi penembakan di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, Amerika Serikat, Selasa (24/5/2022). Foto: Marco Bello/Reuters
Sebelum memasuki wilayah sekolah, pelaku penembakan dilaporkan menabrakkan mobilnya dan menembaki sebuah tempat usaha di seberang jalan pada pukul 11,28. Kepolisian pun sempat dipanggil ke tempat kejadian untuk menangani insiden ini.
Beberapa saat kemudian pada pukul 11.33, sebelum penembak memasuki gedung sekolah, seorang petugas polisi Uvalde di lokasi kejadian mengamati tersangka memanggul senapan di area sekolah.
ADVERTISEMENT
Petugas, yang berdiri sejauh 135 meter dari penyerang, berada dalam jangkauan senapan. Namun ia tidak menembakkan senjatanya karena khawatir meleset dan justru membahayakan anak-anak sekolah. Petugas kemudian meminta izin kepada atasannya untuk menembak.
"Namun, atasannya tidak mendengar atau terlambat merespons. Petugas pun berbalik untuk mendapatkan konfirmasi dari atasannya, namun ketika kembali ke posisi untuk menembak tersangka, dia (pelaku) telah memasuki lorong barat sekolah," demikian tertulis dalam laporan itu, mengutip pernyataan petugas.
Laporan itu menjelaskan, menurut KUHP yang berlaku di Texas, petugas itu sebenarnya diperbolehkan menggunakan kekuatan mematikan demi mencegah kejadian. Namun, mereka menambahkan, apabila sang petugas tidak yakin bahwa dia bisa mengenai targetnya, dia seharusnya tidak menembak.
Warga dan kerabat korban penembakan memberi penghormatan terakhir di luar Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, Kamis (26/5/2022). Foto: Chandan Khanna/AFP
Laporan setebal 26 halaman itu didasarkan pada video sekolah, video yang diambil oleh orang lain dari luar sekolah, kamera tubuh petugas, log radio, kesaksian dari petugas yang berada di tempat kejadian, dan pernyataan dari penyelidik.
ADVERTISEMENT
Untuk saat ini laporan itu belum dapat dikatakan definitif atau final.
Sejak investigasi terhadap penembakan ini dimulai, kepolisian Uvalde telah menjadi sasaran kritik publik dan pejabat pemerintah atas respons mereka yang kurang tanggap dalam menghadapi kejadian ini.
Pasalnya, laporan kepolisian menunjukkan sebanyak 19 petugas menunggu selama lebih dari satu jam di luar kelas sebelum bertindak. Hingga akhirnya, tim taktis yang dipimpin Patroli Perbatasan AS berhasil masuk ke dalam dan menembak mati si pelaku, Salvador Ramos, yang telah merenggut 21 nyawa di kelas itu.
Penulis: Airin Sukono.