Gatot Nurmantyo Respons Kritik MUI soal Salat Jumat di Tengah Wabah Corona

19 Maret 2020 18:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gatot Nurmantyo Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gatot Nurmantyo Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal TNI purn Gatot Nurmantyo tentang salat Jumat di tengah wabah corona menuai kritik dari Sekjen MUI Anwar Abbas.
ADVERTISEMENT
Anwar menilai, imbauan untuk tidak salat berjemaah dan salat Jumat di masjid bukan bagian dari menjauhkan diri dari agama. Atau, bagian dari pobia seperti yang dijelakan oleh Gatot.
Merespons kritik itu, Gatot menyebut, penjelasannya di akun instagram resminya @gatot_nurmantyo bisa jadi gugur. Tapi, pernyataan itu gugur saat pemerintah memberlakukan lockdown.
"Kalau pemerintah menetapkan lockdown maka pernyataan saya tidak berlaku," kata Gatot saat dihubungi kumparan, Kamis (19/3).
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo (tengah) saat mengunjungi mes pemain Tira-Persikabo. Foto: Dok. Media Tira-Persikabo
Namun, Gatot tak mau mencampuri urusan pemerintah soal pengambilan keputusan lockdown di tengah wabah corona. Mantan KSAD itu yakin pemerintah punya hitung-hitungan sendiri.
"Pemerintah yang lebih paham karena tidak sederhana. Harus memperhatikan berbagai aspek termasuk keuangan dan lain-lain," tambah dia.
Sementara, terkait kritik yang disampaikan oleh Anwar Abbas soal tulisannya, Gatot menjawab santai.
ADVERTISEMENT
"Apa yang disampaikan Sekjen MUI sudah benar," ucap dia.
Sekjen MUI Anwar Abbas memberikan sambutan saat acara penggalangan dana untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia Hebron Palestina di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Kamis (1/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Sebelumnya, Sekjen MUI Anwar Abbas menilai masjid adalah tempat yang suci dan mulia, tidak pernah menganggap mesjid itu sarang penyakit dan apalagi mendorong orang untuk fobia kepadanya.
"Yang menjadi masalah adalah adanya virus corona yang menular yang bisa dibawa oleh jemaah yang sudah terkena ke masjid sehingga yang tadinya tidak terkena oleh virus tersebut, karena juga hadir di masjid yang sama maka jemaah yang lain juga menjadi terkena," kata Anwar, Rabu (18/3).
Oleh karena itu lanjut Anwar, kalau ada yang sudah terkena maka dia tidak boleh mendatangi masjid karena sudah jelas-jelas yang bersangkutan secara sadar atau tidak akan bisa menularkan penyakitnya kepada orang lain.
ADVERTISEMENT
"Tetapi masalahnya di sini ada orang yang tidak tahu bahwa dia sudah terkena oleh virus tersebut lalu datang juga ke masjid akibatnya orang lain yang belum terkena juga menjadi terkena," kata Anwar.
"Di sinilah masalah tersebut muncul yaitu bagaimana sikap kita menghadapi masalah ini. Apakah akan membiarkan saja apa yang sudah berlangsung selama ini di mana jemaah silakan saja tetap salat berjamaah dan salat jumat ke masjid atau bagaimana?" ungkap Anwar.
Anwar menerangkan di dalam Al-Quran, kita diingatkan oleh Allah SWT untuk tidak menjatuhkan dan menyeret diri kita ke dalam kebinasaan.
"Pertanyaannya kebinasaan seperti apa yang akan mungkin bisa terjadi? Dalam masalah perang yang tahu banyak tentang kebiasan yang mungkin terjadi akibat dari suatu perbuatan adalah tentara dan atau jenderalnya. Tapi dalam masalah virus yang tahu akibat buruk yang akan ditimbulkannya adalah dokter dan atau orang yang memang bidang studi dan kajiannya adalah tentang virus," terangnya.
ADVERTISEMENT
Sementara, berikut pandangan Gatot soal salat berjemaah di masjid di tengah wabah corona yang menui pro kontra:
-Untuk Kita Renungkan-
Sepertinya ada yang keliru? Di negeri asalnya covid-19 China, yang penganut paham komunis dan sebagian besar tidak beragama beramai-ramai mendatangi masjid dan belajar Berwudu hingga mengikuti salat berjamaah.
Namun di negeri mayoritas Muslim justru sebaliknya? Mereka beramai-ramai mengaungkan fobia dengan masjid. Seakan-akan masjid sebagai sumber penularan Covid-19? Lalu apakah mal, lift sarana umum, gereja, vihara, temple, klenteng "lebih aman" daripada masjid?
(Kita harus belajar pada pengurus gereja, vihara & pura/klenteng itu yang tak pernah ada imbauan untuk larang warganya untuk beribadah di sana). Padahal di sana mereka tidak pernah berwudu? Ada apa ini dan pikiran siapa yang mengajak demikian? Hingga umat Islam lupa bahwa masjid adalah tempat yang Paling aman untuk berlindung dari segala bencana?
ADVERTISEMENT
Mengapa Umat Islam tidak menggaungkan imbauan "Selalu" menjaga wudu & salat berjamaah? Wa Allahu'alam bii shawab. Semoga Allah SWT menjaga dan memberi petunjuk umat dari segala kekeliruan.
Amin. Yaa Robbal 'Alamiin.
Ayo makmurkan masjid & galakan gerakan salat berjamaah untuk minta pertolongan Allah.
(Jadikan Salat dan sabar sebagai penolongmu!) Virus Corona (covid-19) adalah ciptaan Allah dan yang kena pasti juga atas ketetapan Allah.