Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Gatot Nurmantyo: Saya Belum Menghidupkan Poros Ketiga
24 April 2018 7:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo kembali muncul ke depan publik setelah sepekan penuh mengosongkan agenda pasca-kepergian ke Eropa selama dua minggu. Bersama para pendukungnya dari Relawan Selendang Putih Nusantara (RSPN), ia muncul di Menara Kompas, Jakarta Barat, Senin malam (23/4) untuk mengisi acara di sana.
ADVERTISEMENT
Dikelilingi para relawannya, Gatot terlihat segar dan melempar senyum semringah. Ia menyempatkan diri untuk berbincang singkat dengan kumparan di sela kesibukannya. Berikut petikan obrolan dengan Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI yang mengincar ‘tiket’ untuk maju sebagai calon presiden 2019:
Bagaimana perkembangan persiapan pencapresan Anda?
Saya belum ada persiapan apa-apa, karena memang masih menakar-menakar, melihat. Saya katakan, ‘Apabila republik ini memanggil dan rakyat menghendaki, saya maju.’
Sebagai mantan TNI, walaupun saya sudah pensiun, jabatan apapun sudah siap.
Terkait komunikasi dengan partai? PKS, PAN, Gerindra, dan lain-lain?
Tentu komunikasi dengan semua. Setiap waktu kami komunikasi. Kan temen saya banyak, ya. Saat (masih Panglima TNI jadi mitra kerja) Komisi I DPR (bidang pertahanan), kan di situ banyak partai. Jadi kami komunikasi saja. Semua masih cair.
ADVERTISEMENT
Termasuk komunikasi untuk menghidupkan Poros Ketiga?
Saya belum menghidupkan Poros Ketiga, karena saya tidak bisa mendahului ketua-ketua partai atau Dewan Syuro.
Komunikasinya dengan tingkat bawah, karena teman-teman saya ya yang di Komisi I atau mantan Komisi I DPR.
Meski wacana Poros Ketiga sempat tenggelam, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menyatakan partainya terus menjajaki koalisi dengan PKB, PKS, dan Demokrat--partai-partai yang belum mendeklarasikan capres.
Penjajakan Poros Ketiga ini, menurut Viva, juga membahas capres alternatif, dengan nama Gatot di dalamnya. PAN, lebih jauh, bahkan menawari Gatot untuk bergabung sebagai kader dan anggota partai.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais mengatakan, Gatot adalah calon alternatif yang paling siap. Gatot, menurutnya, telah bertemu dengan ayahnya, pendiri PAN Amien Rais. Untuk itu Hanafi mendorong Gatot agar semakin intens mendekati partai.
ADVERTISEMENT
Poros Ketiga semula santer digaungkan Partai Demokrat yang berniat mengusung putra mahkotanya, Agus Harimurti Yudhoyono, ke pertarungan Pilpres.
Namun dengan gema nama Gatot kini, ia berpotensi ‘menyalip’ untuk jadi jagoan Poros Ketiga. Terlebih, PKS dan PAN terang-terangan memasukkan Gatot dalam radar mereka.
Apa yang Anda tawarkan pada partai, atau ditawarkan partai pada Anda?
Belum ada. Semua kan masih cair, belum final. Jadi nggak bisa (mendikte), ‘Harus begini, begini.’ Nggak bisa. Saya masih menakar. Pemimpin-pemimpin partai juga kan melihat elektabilitas. Jadi lihat bagaimana nanti.
ADVERTISEMENT
Anda kan sudah punya sumber daya?
Sumber daya manusia, ya diri saya sendiri yang saya siapkan.
Jadi sudah siap, ya?
Persiapan sudah saya lakukan sejak 1982.
Tahun 1982, Gatot Nurmantyo lulus dari Akademi Militer.
PAN tertarik dengan Anda, bagaimana?
Kalau tertarik ya sama sajalah. Yang penting kan keputusannya (mengajukan siapa sebagai capres) di bulan Agustus nanti.
Tanggal 4-10 Agustus 2018 adalah masa pendaftaran calon presiden dan wakil presiden oleh partai politik atau gabungan parpol.
Meski keputusan final soal tiket capres Gatot belum ada, ia dideklarasikan para relawannya sebagai calon presiden. Untuk itu, RSPN secara simbolik mengalungkan selendang putih kepada Gatot.
“Kami Relawan Selendang Putih Nusantara, resmi mendeklarasikan Pak Gatot Nurmantyo untuk maju mencalonkan diri sebagai presiden di Pemilu 2019,” kata Ketua Umum RSPN Rama Yunatha, usai Gatot mengisi acara di Menara Kompas.
ADVERTISEMENT
Seperti kata Gatot, “Apabila republik ini memanggil dan rakyat menghendaki, saya maju.”
Soal “rakyat” yang mana, elektabilitas ikut bicara.
------------------------
Ikuti laporan mendalam Otot Gatot di Liputan Khusus kumparan.