Gede Pasek: Demokrat vs PDIP Seperti Bapak-Ibu saling Dukung Anak, Rakyat Nonton

24 September 2022 15:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Partai Kebangkitan Nusantara Gede Pasak Suardika.  Foto:  Retyan Sekar Nurani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Partai Kebangkitan Nusantara Gede Pasak Suardika. Foto: Retyan Sekar Nurani/kumparan
ADVERTISEMENT
Eks Politisi Demokrat, yang kini menjabat sebagai Ketua Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Gede Pasek Suardika, berkomentar terkait pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut indikasi kecurangan Pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
Gede mengatakan, parameter kecurangan pemilu harus disampaikan secara objektif. Sementara menurutnya, SBY menyampaikan tuduhannya sebagai seorang ayah yang khawatir anaknya tidak dapat maju sebagai capres atau cawapres 2024.
"Kalau saya lihat pidato Pak SBY itu pidato parameter bapak yang sayang anak karena kalau ada dua kandidat, kalau anak saya tidak nyalon maka pemilu curang," ujarnya saat diskusi dengan tajuk Perang Klaim Infrastruktur dan Tudingan Pemilu Curang 2024, Sabtu (24/9) di Jakarta Selatan.
Menurutnya, potensi kecurangan Pemilu 2024 justru bisa berasal dari adanya kastanisasi Mahkamah Konstitusi (MK) tentang tinggi Presidential Threshold dan perbedaan sikap terhadap partai besar dan kecil.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai pertemuan Prabowo Subianto dan SBY di Mega Kuningan, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Coba hari ini ada kastanisasi, itu real buah karya Mahkamah Konstitusi (MK). 9 partai itu yang bisa dan ada ketua umum dan jadi penentu. Istilahnya ini 9 penentu nasib Indonesia, karena pengusung cuma 9 ini oleh UU, kita tuntut Presidential Threshold dikurangi ke MK tapi ditolak terus," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, tambahnya, indikasi kecurangan lainnya dari sekelompok partai yang sudah diberikan fasilitas persyaratan ringan dan diberi anggaran oleh negara. Di sisi lain, ada partai kecil yang harus susah payah.
Tak berbeda dengan PDIP, imbuh Gede, perang klaim yang dibuat di tengah publik juga dinilai akan membuat sebuah iklim politik yang oligarki.
Ketua umum PDIP, Megawati Soekarno Putri (kiri) dan Ketua DPR RI Puan Maharani di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Gede menilai, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga mengupayakan anaknya, Puan Maharani, untuk maju sebagai capres 2024 turut membangun nuansa politik di Indonesia seperti monarki atau kerajaan.
"Kalau ini terbangun dengan konstruksi oligarki, maka akan terjadi pertarungan antara Ibu yang ingin memenangkan putrinya dan Bapak yang menenangkan putranya. Sementara rakyat Indonesia hanya penonton," ujar Gede.
ADVERTISEMENT
"Ini kan bukan kerajaan, kita ini kan republik, bukan sistem monarki atau republik yang ber-spirit monarki, sehingga jangan semua berlomba-lomba mensukseskan anak sendiri. Sukseskanlah negeri ini. Kalau memang cocok jadi menteri, jadi menteri ajalah jangan dipaksa jadi presiden," tandasnya.