Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Gunung Merapi boleh saja berstatus siaga. Tapi itu tak berpengaruh pada aktivitas penambang pasir di Srumbung, Muntilan, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
kumparan mengunjungi langsung penambangan yang masih dilakukan secara manual itu. Lokasi penambangan terletak di Dam Kali Putih. Jika ditarik dari puncak, lokasi ini masih masuk radius 5 km dari puncak Merapi.
"Enggak apa-apa mas, sedikit-sedikit, supaya harian tetap ada masukan," ucap Din (54), seorang warga saat ditemui di lokasi, Sabtu (30/1).
Din merupakan seorang sopir truk yang mengangkut pasir hasil kerukan penambang menuju depo.
Hari ini, pengerukan pasir dilakukan oleh 4 orang rekannya. 4 orang itu berasal dari dusun sekitar lokasi penambangan, yakni Srumbung, Gulon, dan Jumoyo.
"Biasanya ber lima, tapi nggak tahu hari ini Pak RT lagi ada halangan," kata Din.
Dalam mengeruk pasir, mereka masih menggunakan tangan. Cangkul dan sorongan menjadi piranti utama mereka. Pasalnya, sejak tahun 2010 lalu, warga setempat menolak kehadiran kendaraan berat seperti Back Hoe.
ADVERTISEMENT
"Kalau kendaraan berat, dia merusak tebing dan pasir cepat habis mas," kata Din.
Ditanya soal status Merapi, Din tersenyum getir. Ini adalah pekerjaan harian yang sudah ia tekuni menahun. Ia sendiri punya metode, memperkirakan bahaya dari Merapi.
"Kalau pagi, puncak belum tertutup kabut awan. Jadi terlihat. Kadangkala, kami juga dengar gemuruh. Jika sudah begitu, kami siap lari," kata Din.
Pernah suatu saat, Din sedang menambang di area yang lebih dekat lagi dari puncak Merapi. Saat itu, merapi erupsi. Awan panas menjulang tinggi.
"Saya lihat sendiri mas, awan panas naik ke atas. Pontang-panting saya lari ke kendaraan (truk). Dari situ saya pacu sekuat mungkin," ucap Din.
Berbicara soal penghasilan, dalam sehari Din dan para penambang lain bisa meraup uang Rp 80 ribu. Namun, jumlah tersebut masih dipangkas ongkos bahan bakar truk.
ADVERTISEMENT
"Ya gimana lagi mas, seperti itu kan menyelamatkan keluarga juga. Ini saya mbantu 4 keluarga ada masukan, yang penting bisa nempur (beli beras)," tutup Din.