Gempa di Poso Akibat Pergerakan Sesar Graben Palolo

30 Mei 2017 12:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bangunan roboh pasca gempa Poso. (Foto: Dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan roboh pasca gempa Poso. (Foto: Dok. BNPB)
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gempa yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah, pada Senin (29/5) karena pergerakan sesar (retakan kulit bumi) di zona Graben Palolo. Pergerakan sesar di kawasan itu beberapa kali telah menyebabkan gempa yang merusak.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, di Sulawesi Tengah, masih terdapat beberapa sesar lainnya. Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Murdik R. Daryono, menyebutkan untuk zona Poso-Palu ada enam sesar aktif.
"Di zona Palu-Poso saja terdapat cukup banyak sebaran sesar aktif seperti: Sesar Palu-Koro, Sesar Sausu, Sesar Tokararu, Sesar Naik Malei, Sesar Poso Barat, dan Graben Palolo," kata Daryono dalam pernyataan tertulisnya kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (30/5).
Bangunan roboh usai gempa di Poso. (Foto: Dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan roboh usai gempa di Poso. (Foto: Dok. BNPB)
Namun, Sesar Graben Palolo yang paling aktif. Sejak 1977 hingga 2012, patahan itu sudah menyebabkan tiga gempa yang merusak. Kekuatan gempa berkisar mulai 5,1 magnitudo hingga 6,2 magnitudo.
ADVERTISEMENT
"Terakhir adalah gempa Palolo pada 2012 berkekuatan M 6,2 yang menyebabkan 5 orang meninggal, 94 orang luka-luka, dan sebanyak 1.626 rumah rusak," sebut Daryono.
Sedangkan aktivitas sesar yang menyebabkan gempa Poso, mulai menurun. Hingga Senin (29/5) siang, sudah 75 kali tercatat gempa susulan. "Gempa bumi susulan masih berpotensi terjadi namun dengan kekuatan yang terus mengecil," ujar Daryono.