Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Kematian George Floyd meninggalkan luka mendalam. Tak hanya bagi pihak keluarga, melainkan juga bagi rakyat Amerika Serikat , terutama masyarakat kulit hitam.
ADVERTISEMENT
Apa yang menimpa Floyd sejatinya menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi AS sejak dahulu yakni rasialisme. Wafatnya Floyd dilihat sebagai momentum untuk meruntuhkan segregasi yang masih tersisa hingga kini.
Bagi mantan Presiden AS, George W. Bush, kematian George Floyd menandakan AS masih memiliki pekerjaan rumah untuk menyatukan rakyat Negeri Paman Sam yang berasal dari berbagai latar belakang dan etnis.
Dalam suratnya yang diunggah melalui bushcenter.org, Presiden AS ke-43 ini berharap kekerasan terhadap masyarakat kulit hitam bisa segera berakhir.
“Ini bukan waktunya untuk menggurui, tapi ini waktunya untuk mendengarkan. Ini waktunya bagi AS untuk memaknai kegagalan dari sebuah tragedi, tapi di sisi lain juga harus tetap kuat,” ujar Bush dalam pernyataannya yang dirilis pada Selasa (2/6).
ADVERTISEMENT
“Kekerasan dan ancaman yang kerap diterima orang Amerika-Afrika, terutama para pemuda, oleh negaranya sendiri masih menjadi sebuah kegagalan yang mengejutkan. Tragedi ini, dengan tragedi serupa sebelumnya, lantas menimbulkan pertanyaan: Bagaimana kita mengakhiri rasialisme yang sudah berlangsung secara sistematis pada masyarakat?” kata Bush.
“Satu-satunya cara adalah dengan mendengar suara dari mereka yang tersakiti dan berduka. Orang-orang yang menginginkan agar mereka diam tidak memahami makna dari Amerika,” lanjutnya.
Bush mengakui rasialisme masih menjadi musuh utama AS hingga saat ini. Hal itu tak lepas dari doktrin dan sikap rasialis yang ditanamkan sejak dulu yang hampir memecah belah bangsa.
Mantan Gubernur Texas ini pun meminta warga AS untuk selalu mengenang perjuangan dari para pemersatu bangsa seperti Frederick Douglass, Harriet Tubman, Abraham Lincoln, dan Martin Luther King, Jr.
ADVERTISEMENT
“Banyak yang meragukan keadilan di negeri ini. Masyarakat kulit hitam melihat pelanggaran terhadap hak asasi mereka berulang kali tetapi tak ada respons yang cukup baik dari institusi AS ,” ucapnya.
“Kita tahu keadilan hakiki hanya akan datang dengan kedamaian. Karena itu, penjarahan bukanlah kemerdekaan dan pengrusakan bukanlah kemajuan. Tapi, kita juga memahami keadilan hakiki memerlukan hukum yang sama rata. Hukum sangat bergantung kepada kejujuran dan legitimasi dari sistem itu sendiri, dan untuk mencapainya merupakan kewajiban dari semua orang,” kata Bush.
Sebagai penutup, presiden yang memimpin AS pada 2001-2009 ini, menilai masyarakat bisa memulainya melalui lingkungan sekitar. Dia mencontohkan kehidupan bertetangga di AS haruslah didasari saling pengertian satu sama lain dan memandang secara sama tanpa melihat latar belakang.
ADVERTISEMENT
“Karena empati, komitmen, dan tindakan merupakan akar dari keadilan. Saya yakin warga AS akan bersama-sama memilih cara yang lebih baik,” tandasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini