Gerakan Stop Asian Hate Meluas, Pemerintah AS Didesak Lindungi Warga Asia

19 Maret 2021 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu peserta menunjukkan gambar Stop Asian Hate di ponselnya saat menggelar aksi di Garden Grove, California, Rabu (17/3). Foto: Apu Gomes/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu peserta menunjukkan gambar Stop Asian Hate di ponselnya saat menggelar aksi di Garden Grove, California, Rabu (17/3). Foto: Apu Gomes/AFP
ADVERTISEMENT
Diskriminasi terhadap warga Asia di Amerika Serikat makin meningkat. Pada saat bersamaan kampanye di sosial media #StopAsianHate semakin meluas dan bahkan menjadi trending topic di media sosial.
ADVERTISEMENT
Stop Asian Hate muncul lantaran sepanjang pandemi COVID-19, yang dimulai sejak awal 2020, warga Asia di AS diselimuti ketakutan. Sebab, mereka jadi sasaran tindakan rasialisme.
Serangan verbal maupun fisik kerap terjadi. Catatan LSM antirasialisme terhadap warga Asia di AS, Stop AAPI, dari Maret 2020 sampai Februari 2021 terdapat 3.795 insiden terhadap warga Asia.
Aksi damai Stop Asian Hate di Garden Grove, California, Rabu (17/3). Foto: Apu Gomes/AFP
Mayoritas serangan terjadi secara verbal, seorang wanita bahkan dilaporkan menerima dua kali serangan bernada rasial dalam satu hari.
Studi berbeda dari Pusat Studi Ekstremisme dan Kebencian menyebut, di 16 kota besar kriminalitas terhadap warga Asia naik 149 persen.
Peserta aksi menunjukkan tangannya secara simbolis saat aksi Stop Asian Hate di Garden Grove, California, Rabu (17/3). Foto: Apu Gomes/AFP
ADVERTISEMENT
Puncaknya adalah serangan penembakan pada tiga spa di Atlanta pekan ini. Enam dari 8 korban tewas merupakan wanita Asia yang bekerja di panti pijat. Pelakunya adalah Robert Aaron Long (21), pemuda religius yang kecanduan seks.

Pemerintah AS Diminta Bertindak

Komunitas Asia-Amerika dalam acara solidaritas meningkatnya serangan terhadap komunitas tersebut sejak awal pandemi virus Corona setahun yang lalu, di Philadelphia, Pennsylvania, AS, (17/3). Foto: RACHEL WISNIEWSKI/REUTERS
Makin meluasnya aksi rasialisme kepada Asia membuat Pemerintah AS diminta segera turun tangan. Beberapa kelompok masyarakat Asia di AS bahkan berharap gerakan #StopAsianHate di media sosial bisa terwujud di kehidupan nyata.
Sebab, sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah setempat untuk melindungi warga tanpa memandang ras, suku, dan agama.
"Orang Asia-Amerika takut keluar rumah bukan cuma karena penyakit. Mereka takut karena risiko nyata ada saat Anda keluar rumah dan orang menyalahkan Anda karena pandemi terjadi," ucap Presiden Queens College City of New York, Frank Wu.
ADVERTISEMENT
"Orang seperti itu akan mengejar Anda," sambung dia.
Seorang warga Asia-Amerika, Ronald Lisam, mengakui keselamatan dirinya, keluarga dan kerabat sesama Asia di AS semakin hari makin terancam. Apalagi, hingga kini belum ada aksi nyata Pemerintah AS untuk menangani persoalan ini dengan serius.
"Setiap hari saya takut diserang, dirampok, dan dipukul," ucap Lisam.
Sampai saat ini belum ada penyataan resmi mengenai perlindungan warga Asia yang disampaikan oleh Pemerintah AS.