Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Gereja Anglikan Inggris Hadapi Rangkaian Skandal Kekerasan Seksual
10 Februari 2025 13:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Ilustrasi gereja di Inggris. Foto: AFP/BEN STANSALL](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1591510678/rvaokc6s3kh80p0we0zu.jpg)
ADVERTISEMENT
Badan pengurus terpilih Gereja Inggris akan berkumpul pada Senin (10/2) waktu setempat di tengah krisis yang belum terjadi sebelumnya, menyusul sejumlah skandal kekerasan seksual.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Senin (10/2), pertemuan Sinode Umum akan memperdebatkan Tinjauan Makin, laporan memberatkan yang akan memaparkan kejahatan pemimpin kamp Kristen, John Smyth. Smyth merupakan pelaku kekerasan seksual. Pada Selasa (11/2), perdebatan tentang cara baru menangani perlindungan juga akan diadakan.
Pertemuan ini diadakan satu bulan setelah Uskup Agung Canterbury Justin Welby mengundurkan diri sebagai kepala Gereja Anglikan sedunia. Welby meletakkan jabatan karena kegagalan Gereja Inggris menangani kasus Smyth.
"Yang seperti ini tidak pernah terjadi karena Gereja sedang dalam krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata anggota sinode, Ian Paul, kepada kantor berita lokal PA.
"Krisis yang kita hadapi saat ini merupakan hasil dari erosi bertahap selama tahun-tahun kepercayaan dan kepercayaan diri, kurangnya keterbukaan dan transparansi. Dan tiba-tiba penyangga, penyangga yang busuk patah, atapnya runtuh," kata Paul.
ADVERTISEMENT
Paul merupakan salah satu orang di balik petisi tahun lalu yang menuntut Welby untuk mundur.
Welby mengumumkan pengunduran diri pada November 2024 setelah penyelidikan independen menemukan dia bisa dan seharusnya secara formal melaporkan kekerasan seksual yang berlangsung selama puluhan tahun oleh Smyth. Harusnya tindakan itu dilakukan Welby pada 2013.
Berdasarkan Tinjauan Makin, Symth menggelar kamp musim pada 1970an sampai 1980an. Saat kamp tersebut Smyth diduga bertanggung jawab atas kekerasan seksual brutal terhadap 130 anak dan remaja laki-laki.
Tinjauan Makin juga mengatakan Gereja Inggris menutupi serangan fisik, seksual, psikologi, dan spiritual di beberapa negara lain seperti Zimbabwe, dan Afrika Selatan selama beberapa dekade.
Saat ini Stephen Cottrell telah menggantikan Welby untuk sementara waktu. Namun, Cottrell juga menghadapi skandal.
ADVERTISEMENT
Pada Desember 2024, Uskup Agung berusia 66 tahun itu menghadapi seruan untuk mengundurkan diri karena dianggap tidak dapat menangani kasus kekerasan seksual saat dia menjabat sebagai Uskup Chelmsfor di tenggara Inggris.
Bulan lalu, Uskup Liverpool John Perumbalath menyatakan mengundurkan diri setelah seorang penyiar menayangkan tuduhan penyerangan dan pelecehan seksual terhadapnya.
Menjelang pertemuan sinode, advokat bagi korban pelecehan, Andrew Graystone, meminta para pemimpin gereja untuk menunjukkan kerendahan hati.
"Tidak seorang pun menginginkan permintaan maaf yang menyedihkan. Tidak seorang pun menginginkan pengingat lain tentang betapa sulitnya menjadi seorang uskup. Kami sama sekali tidak menginginkan kata-kata lagi. Sebaliknya, kami menginginkan kerendahan hati dari Uskup Agung (Cottrell) ke bawah," kata Graystone.
Gereja Anglikan berdiri di Inggris sejak Raja Henry VIII memutuskan memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma pada 1530-an.
ADVERTISEMENT