COVER LIPSUS PRABOWO DARI SETERU JADI SEKUTU

Gerilya Prabowo Menuju Medan Merdeka Barat

28 Oktober 2019 12:03 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo, sekutu baru Jokowi. Desainer: Argy Pradipta/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo, sekutu baru Jokowi. Desainer: Argy Pradipta/kumparan

Setelah bertempur habis-habisan di Pemilu Presiden 2019, Prabowo Subianto berbalik arah. Ia kini bergabung dengan kabinet bentukan Jokowi. Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu duduk sebagai Menteri Pertahanan melalui “proposal” soal Papua. Proses lobi sudah dibangun dua bulan jelang pembentukan kabinet. Manuver Prabowo membuat koalisi pendukung Jokowi gerah.

Prabowo mendapat sinyal itu usai pelantikan presiden di Gedung MPR/DPR RI, Minggu (20/10). Di sela acara ramah tamah para tamu undangan, Jokowi yang baru saja dilantik sebagai presiden untuk periode keduanya, setengah berbisik kepada Prabowo. Ia meminta sang Ketua Umum Gerindra meluangkan waktu untuk bertemu pada malam hari.
Prabowo menyambut undangan itu. Sepulang dari kompleks parlemen di Senayan, ia memutuskan untuk menginap di Hotel Grand Hyatt, Thamrin, yang berjarak beberapa kilometer saja dari Istana Negara. Namun, pertemuan dengan Jokowi urung terlaksana malam itu.
Kala petang datang, Prabowo menerima telepon dari Pratikno. Menteri Sekretaris Negara demisioner sekaligus anggota Tim Tujuh yang membantu Jokowi menyusun kabinet itu meminta Prabowo datang ke Istana keesokan harinya.
Maka, Senin sore (21/10), Prabowo tiba di Istana Negara dengan kemeja putih dan celana cokelat. Ia bersama Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo. Keduanya menghadap Jokowi sekitar satu jam.
Selepas pertemuan, Prabowo menyampaikan kepada awak media, “Saya sudah sampaikan keputusan kami dari Gerindra. Apabila diminta, kami siap membantu, dan hari ini resmi diminta. Saya diminta membantu di bidang pertahanan,” kata Prabowo.
Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, 21 Oktober. Foto: ANTARA/Wahyu Putro A
Peluang Prabowo bergabung dalam kabinet sebagai Menteri Pertahanan mulai intens dibahas dua bulan belakangan. Pasangannya di Pilpres 2019, Sandiaga Uno, pernah diajak berdiskusi pada pengujung Agustus lalu.
“Waktu lagi nonton film Bumi Manusia, saya ditelepon (Prabowo), diajak bertemu,” kata Sandi kepada kumparan di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (26/10).
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon adalah yang pertama kali mencetuskan usul agar Prabowo menjadi Menhan. Ia berpendapat, Prabowo yang memiliki latar belakang militer kental punya kompetensi untuk menduduki jabatan itu.
Pembahasan kemudian berlanjut di tim kecil bersama petinggi Gerindra lain—Sufmi Dasco Ahmad yang juga Wakil Ketua Umum Gerindra.
Saat diskusi berlangsung, menurut Sandi, keamanan di Papua sedang gawat-gawatnya. Kerusuhan pecah di beberapa titik di Bumi Cenderawasih, terpantik insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya pada 16 Agustus 2019.
Jokowi dan Prabowo berbincang di MRT, 13 Juli 2019. Foto: AFP/Sagara
Kegelisahan Prabowo soal kondisi Papua sebenarnya sudah ia sampaikan kepada Jokowi dalam pertemuan pertama mereka usai Pilpres 2019 di kereta MRT, 13 Juli.
Dua pekan kemudian, 24 Juli, Prabowo kembali menyinggung isu yang sama ketika bertemu Megawati Soekarnoputri di kediaman Ketua Umum PDIP itu, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
Pada pertemuan tersebut, Prabowo menyerahkan sebundel tebal analisisnya soal kondisi keamanan Papua kepada Megawati. Prabowo menilai, kasus Papua bisa berujung seperti Timor Timur yang lepas dari Indonesia pasca-referendum.
Saat bertemu Mega itu, belum ada pembicaraan soal peluang Gerindra masuk kabinet. Menurut Sandiaga, semula Prabowo menginginkan kader Gerindra mengisi pos menteri di bidang ekonomi. Sektor ini memang menjadi sorotan khusus Prabowo saat berlaga di Pilpres.
Jokowi pun merespons positif wacana kursi menteri ekonomi untuk Gerindra. Bahkan, menurut sumber di lingkaran Prabowo, Jokowi secara khusus berkali-kali menanyakan kesediaan Sandiaga Uno masuk kabinet.
Jokowi rupanya ingin Sandiaga mengisi salah satu pos menteri bidang ekonomi. Namun, kalkulasi Gerindra berubah ketika eskalasi kondisi keamanan di Papua semakin menjadi.
“Kalau Gerindra gabung dengan pemerintah, portofolio yang paling strategis adalah bidang pertahanan. Pak Prabowo adalah kader terbaik Gerindra di bidang itu yang bisa kami tawarkan ke Pak Jokowi,” kata Sandi.
Tawaran Gerindra kemudian dikomunikasikan ke Jokowi melalui Sufmi Dasco Ahmad. Partai berlambang kepala burung garuda itu mematok syarat baru untuk bergabung dalam pemerintahan: kursi Menteri Pertahanan.
Syarat baru itu awalnya membuat Jokowi terkejut. Kamis (10/11), Jokowi mengkonsultasikan keinginan Prabowo saat bertemu Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI ke-6 dan Ketua Umum Demokrat, di Istana Kepresidenan.
SBY merespons dengan menyerahkan sepenuhnya keputusan ke tangan Jokowi, sebab bagaimanapun penunjukan menteri merupakan hak prerogatif presiden.
Usai bertemu SBY, Jokowi mengatakan kepada wartawan bahwa komposisi kabinet yang tengah ia susun bisa berubah.
Sehari berselang, Jumat (11/10), Jokowi mengundang Prabowo ke Istana. Dalam pertemuan itu, Prabowo kembali mempresentasikan konsepsi pertahanan dan keamanan, termasuk isu Papua, kepada Jokowi. Mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat ini juga menegaskan keinginannya menjadi Menteri Pertahanan.
Jokowi sempat menawarkan posisi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan kepada Prabowo. Namun, tawaran itu ditolak. Jokowi pun mempertimbangkan kursi Menteri Pertahanan untuk Prabowo.
Prabowo bertemu Surya Paloh. Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Setelah bertemu Jokowi Jumat itu, Prabowo menggelar safari ke sejumlah petinggi partai koalisi Jokowi. Ia memulainya dengan menemui Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
Pada akhir pekan, Minggu (13/10), Prabowo diterima Paloh di kediaman pribadinya, Permata Hijau, Jakarta Selatan. Selama ini, NasDem yang dipimpin Paloh vokal menentang bergabungnya anggota koalisi baru.
“Kalau partai-partai kalah, ya sudahlah jadi oposisi. Walaupun diksi oposisi (dalam sistem pemerintahan Indonesia) enggak ada. Adanya checks and balances,” kata Wakil Ketua Umum NasDem Irma Suryani Chaniago soal sikap awal partainya terkait Gerindra.
Namun setelah bertemu Prabowo, Paloh menyatakan siap menerima Gerindra bila partai itu bergabung dalam koalisi pemerintah.
“Apa yang menjadi masalah (dengan bergabungnya Gerindra)?” kata Paloh pendek kepada wartawan.
Irma mengatakan, NasDem tak bisa menolak keinginan Jokowi untuk menerima Prabowo. Itu sebabnya, mau tak mau, NasDem membuka diri untuk Gerindra.
“Memang kami bisa tolak? Enggak bisa, karena (soal menteri) ini hak prerogatif presiden,” kata Irma.
Prabowo bertemu Muhaimin Iskandar. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sehari setelah bertemu Paloh, Senin (14/10), Prabowo kembali bergerak. Ia menemui Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di markas Partai Kebangkitan Bangsa, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat.
Hari berikutnya, Selasa (15/10), giliran Prabowo menemui Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Golkar, Slipi, Jakarta Barat.
Sejumlah elite partai yang dikunjungi Prabowo itu menyatakan, sang eks Danjen Kopassus tak tegas mengungkapkan keinginan untuk bergabung dalam koalisi pemerintah. Namun, Prabowo selalu membawa pembahasan soal pertahanan setiap kali bersilaturahmi ke para ketua umum parpol.
Di sisi lain, Prabowo sadar punya pekerjaan rumah di internal Gerindra. Ia tahu kader-kadernya masih terbelah menyikapi kemungkinan partai bakal merapat ke koalisi pemerintah.
Oleh sebab itu, Prabowo memanfaatkan momentum Rapat Pimpinan Nasional Gerindra di Hambalang, Bogor, Rabu (16/10), untuk menyatukan persepsi pengurus Gerindra. Usai Rapimnas, ujar politisi Gerindra Andre Rosiade, seluruh kader Gerindra menerima keputusan yang ditetapkan Prabowo.
Prabowo pada Rapimnas Gerindra. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Setelah Rapimnas 16 Oktober di Hambalang, itu klir. Kita semua mendukung apa pun keputusan Pak Prabowo—mau di dalam atau di luar pemerintah,” kata Andre.
Dukungan dari kader Gerindra memantapkan langkah Prabowo masuk kabinet. Merapatnya partai itu ke koalisi Jokowi semakin jelas kala Prabowo datang ke Istana Negara, Senin (21/10), bersama sang wakil ketua umum, Edhy Prabowo.
Mereka berdua kompak berkemeja putih seperti calon-calon menteri yang dipanggil ke Istana sepanjang hari itu. Terang sudah, dua seteru telah menjadi sekutu.
Gerindra yang selama pilpres lantang melawan, kini berkawan. Prabowo menduduki kursi Menteri Pertahanan, dan Edhy Prabowo mendapat kursi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dua kursi sekaligus untuk rival kuat Jokowi.
Bahkan, menurut sumber kumparan, Prabowo merupakan satu-satunya calon menteri yang diizinkan mengumumkan kepada wartawan secara spesifik pos yang akan ia pimpin.
“Deklarasi” pos tersebut dilakukan sebagai sinyal ketegasan Jokowi. “Dikunci, supaya (pos itu) nggak diganggu yang lain,” kata sumber itu.
Prabowo dilantik menjadi Menhan. Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari
Rabu (23/10), Prabowo dilantik sebagai Menteri Pertahanan bersama para menteri lain. Keesokannya, Kamis (24/10), ia serah terima jabatan dari menhan sebelumnya, Ryamizard Ryacudu.
Manuver Gesit Prabowo. Desainer: Kiagoos Aulianshah/kumparan
Saat tiba di kantor Kemhan, Jl. Medan Merdeka Barat, sang menteri baru mendapat sambutan meriah. Para pegawai Kemhan membuat barikade sepanjang jalan yang akan dilalui Prabowo. Sayup-sayup terdengar mereka menyanyikan lagu Ismail Marzuki, Selamat Datang Pahlawan Muda.
Selamat datang pahlawan muda Lama nian kami rindukan dikau Bertahun-tahun bercerai mata Kini kita dapat berjumpa pula
Dengarkan sorak gegap gempita Mengiringi derap langkah perwira Hilangkan rindu dendam ibumu Selamat datang di Jakarta Raya
_________________
Simak Liputan Khusus kumparan: Prabowo, Sekutu Baru Jokowi
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten