Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Golkar Bantah Isu KIM Retak: Koalisi Ini Permanen, Pilkada Ada Perbedaan Lumrah
25 Juli 2024 15:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Dewan Pembina Bappilu Partai Golkar, Idrus Marham, memberikan penjelasan terkait isu Koalisi Indonesia Maju retak. KIM digagas oleh Gerindra, Golkar, PAN dan Demokrat untuk Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
Namun belakangan santer dikabarkan koalisi ini retak. Pemicunya karena perbedaan dalam calon yang diusung di Pilkada Serentak 2024.
Menyikapi ini, Idrus mengatakan KIM dibentuk untuk permanen. Ia menepis isu koalisi ini retak.
"Nah itulah sebabnya saudara sekalian maka kita di Koalisi Indonesia Maju melihat bahwa proses-proses politik tingkat lokal, karena ini baru tahap awal sebuah koalisi permanen ke depan. Koalisi permanen ke depan yang jauh ke depan 2045 Indonesia Emas di situ ini sudah jangkauannya ke sana," kata Idrus dalam konferensi pers kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/7).
Eks Mensos ini menyebut, sejak dari awal dibentuk, komitmen Koalisi Indonesia Maju solid menghadapi di Pilpres termasuk kini menghadapi Pilkada. Ia menyadari, tidak mungkin seluruh daerah di kuasai oleh KIM.
ADVERTISEMENT
"Kita juga harus realistis tidak mungkin semua, tetapi sebagian besar, utamanya daerah-daerah strategis. Yang baik langsung maupun tidak langsung secara politik praktis itu akan berpengaruh terhadap kehidupan kebangsaan kita," ucap dia.
KIM ingin menguasai mayoritas wilayah di Pilkada demi menjamin efektivitas pemerintahan Prabowo-Gibran melaksanakan pembangunan. Jika ada sinergi pemerintah pusat dan daerah, hal ini bisa dicapai dengan baik.
"Tetapi apabila ini ada keragaman, tidak ada keseragaman dan lain-lain sebagainya maka itu pasti akan mengganggu efektivitas pemerintahan yang pada gilirannya akan mengganggu efektivitas pembangunan nasional," ucap dia.
Eks Sekjen Golkar ini mengatakan, jika ada dinamika atau perbedaan dukungan KIM di daerah, hal ini wajar. Selain itu, masih bisa dikomunikasikan bersama.
"Justru, kalau ada gesekan-gesekan ada dinamika yang terjadi di dalam menentukan siapa yang menjadi paslon, itu justru merupakan suatu momentum. Dan ini untuk momentum untuk semakin mendekatkan bahwa untuk membangun sebuah koalisi memang perlu proses," kata Idrus.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, Idrus menepis spekulasi KIM pecah. Menurutnya, perbedaan pandangan dalam koalisi adalah hal biasa.
"Apabila ada perbedaan di satu tempat, lalu kemudian dianggap bahwa ada hubungan yang agak retak. Itu tidak," kata Idrus.
"Tetapi ini adalah momentum dalam rangka untuk membangun proses demokratisasi di internal KIM karena kita tidak ingin di KIM terbentuk sebagai sebuah koalisi permanen justru mematikan proses demokratisasi, yang ditandai dengan perdebatan-perdebatan kontekstual," tutup dia.