Golkar Respons Cawagub Dimyati: Jangankan Gubernur, Presiden Juga Bisa Perempuan

18 Oktober 2024 21:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan Andra Soni-Achmad Dimyati pada perdana Debat Pilgub Banten, Rabu (16/10) Foto: YouTub KPU Provinsi Banten
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Andra Soni-Achmad Dimyati pada perdana Debat Pilgub Banten, Rabu (16/10) Foto: YouTub KPU Provinsi Banten
ADVERTISEMENT
Pernyataan cawagub Banten nomor urut 2 Achmad Dimyati Natakusumah yang menyebut perempuan jangan diberi beban berat seperti menjadi pemimpin, direspons sejumlah pihak. Ini disampaikannya dalam debat Pilgub Banten yang lawannya paslon nomor urut 1 Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi, Kamis (17/10).
ADVERTISEMENT
Bendahara Umum Golkar Sari Yuliati, mengatakan tidak ada batasan untuk perempuan dalam berkarier. Ia menyebut perempuan bisa menjadi gubernur dan presiden.
“Kalau perempuan itu jangankan gubernur, presiden kita juga punya perempuan. Dan Indonesia baik-baik saja bahkan lebih baik. Ketua DPR juga perempuan bagus-bagus juga,” kata Sari saat ditanyai wartawan di DPP Golkar, Jakarta Barat, Jumat (18/10).
Politisi Golkar Sari Yuliati ditemui di DPP Golkar, Jakarta Barat pada Jumat (18/10). Foto: Abid Raihan/kumparan
Sari menilai, Dimyati tak bermaksud merendahkan perempuan. Dia menganggap hal itu bukan hal yang harus dibesar-besarkan.
“Nggak, nggak saya nggak bilang (kelewatan) begitu ya yang bilang kamu ya,” ujarnya.
“Mungkin maksud dia nggak begitu, itu slip of tounge aja,” sambungnya.
Di debat perdana Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten pada Rabu (16/10), cawagub nomor urut 2 Achmad Dimyati Natakusumah mengatakan, perempuan jangan diberi beban berat seperti menjadi pemimpin. Sebab, menurutnya, mempekerjakan perempuan terlalu berat berarti tidak memuliakan perempuan.
ADVERTISEMENT
Hal ini dia sampaikan di sesi tanya jawab. Saat itu, cawagub nomor urut 1 Ade Sumardi bertanya kepada Dimyati terkait tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan.
Dimyati pun menegaskan, perempuan itu spesial sehingga harus mendapatkan perhatian lebih dan harus dilindungi.
“Oleh sebab itu kata nabi, yang gak memuliakan wanita, wanita disuruh bekerja terlalu berat keras, menjadi seorang pemimpin, maka kasihan wanita tersebut. Muliakan wanita itu dengan yang enak-enak, muliakan wanita itu dengan kemudahan,” kata Dimyati Natakusumah.