Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Gunung Ili Lewotolok di NTT Kembali Erupsi, 4.628 Warga Mengungsi
1 Desember 2020 0:01 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 6 Januari 2024 10:07 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil pemantauan Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok,kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan. Erupsi tersebut terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 24 milimeter dengan durasi kurang lebih 2 menit 25 detik.
"Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok juga melaporkan adanya suara gemuruh saat terjadi erupsi," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam keterangannya.
Sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Ili Lewotolok menjadi Level III atau Siaga setelah terjadi erupsi dan adanya peningkatan aktivitas pada Minggu (29/11).
Dengan penetapan status gunung tersebut, PVMBG memberikan rekomendasi kepada masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan wisatawan agar tidak beraktivitas dalam zona perkiraan bahaya pada radius 4 kilometer dari puncak.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Raditya menyatakan, BPBD Kabupaten Lembata dibantu tim gabungan dari instansi lainnya telah mengevakuasi para warga yang tinggal dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Ili Lewotolok.
Ia menyebut berdasarkan laporan yang diterima Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB pada Senin (30/11) pukul 22.00 WIB, sebanyak 4.628 jiwa telah dievakuasi di 7 titik pengungsian.
"Adapun sebaran pengungsian tersebut meliputi Kantor Bupati lama sebanyak 3.672 jiwa, Aula Ankara ada 148 jiwa, Kelurahan Lewoleba Tengah ada 140 jiwa, Tapolangu 287 jiwa, Desa Baopana 15 jiwa, Kantor BKD PSDM 338 jiwa dan Lapangan Harnus ada sebanyak 28 jiwa," kata Raditya.
"Berdasarkan data perkembangan hingga ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa yang meninggal atas peristiwa tersebut," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Raditya menyatakan hingga saat ini kebutuhan mendesak yang dibutuhkan meliputi tenda pengungsian, air dan sanitasi, kebutuhan bayi dan balita, masker, selimut, alas tidur, terpal dan dukungan relawan untuk anak-anak.