Gunung Semeru Masih Berstatus Awas, Ada Potensi Lontaran Batu Pijar

7 Desember 2022 14:03 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanis yang terlihat dari desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Senin (5/12/2022). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanis yang terlihat dari desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Senin (5/12/2022). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Status Gunung Semeru pada level IV atau awas usai letusan Minggu (4/12) malam. Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan penjelasan.
ADVERTISEMENT
Hal ini terjadi lantaran supply magma yang intensif serta aktivitas kegempaan di Gunung Semeru masih tinggi.
Koordinator Gunung Api PVMBG, Oktory Prambada, mengatakan bahwa dari hasil analisa dan evaluasi saat ini aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih dapat berpotensi erupsi hingga Awan Panas Guguran (APG).
"Dan sekarang adalah lahar yang mengancam kapan saja apabila mungkin terjadi hujan dengan intensi tinggi," ujar Oktory dalam jumpa pers, Rabu (7/12).
Dari analisis tersebut, PVMBG mengeluarkan rekomendasi bagi masyarakat sekitar Gunung Semeru agar tidak melakukan aktivitas apa pun. Khususnya di wilayah sektor tenggara sepanjang Kali Lanang, Besuk Kobokan, sejauh 17 kilometer dari puncak erupsi Gunung Semeru.
"Dan diluar jarak tersebut masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terpandang perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 19 kilometer," katanya.
ADVERTISEMENT
Oktory melanjutkan, PVMBG juga merekomendasikan masyarakat sekitsr Gunung Semeru untuk tidak beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari kawah atau Gunung Semeru. Sebab, masih ada potensi bahaya lontaran batu pijar.
"Mewaspadai potensi APG, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak gunung api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, dan Kali Lanang serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," jelasnya.
Pihaknya saat ini juga tengah bekerja secara maksimal melakukan mitigasi terkait erupsi Gunung Semeru.
"Mitigasi itu tidak hanya menjadi tanggung jawab konstitusi atau lembaga-lembaga lainya. Tetapi juga masyarakat juga dituntut untuk mempunyai tugas mitigasi dirinya sendiri. Karena dengan memitigasi dirinya sendiri, sudah melakukan sumbangsih terhadap mitigasi yang tinggal di sekitar gunung Semeru," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Oktory berpesan kepada warga sekitar Gunung Semeru agar bersabar dan tidak melakukan aktivitas terlebih dahulu.
"Kita biarkan Gunung Semeru untuk melakukan tugasnya dengan cara erupsi, mengeluarkan material-material yang berada di dalamnya untuk menyeimbangkan alam. Kami harap juga tidak akan berkepanjangan dan kita harus ingat juga Semeru tidak akan selamanya seperti ini," kata Oktory.
Lebih lanjut, erupsi dan Awan Panas Guguran (APG) yang dikeluarkan Gunung Semeru supaya dijadikan gaya hidup dan masyarakat dapat terbiasa dengan kondisi seperti itu.
"Bencana-bencana seperti erupsi kecil, APG itu bisa kita jadikan sebagai lifestyle di sekitar Semeru seperti Gunung Sakurajima di Jepang. Itu erupsi setiap hari, tetapi masyarakat bisa hidup berdampingan dengan baik bersama gunung tersebut," ungkapnya.
ADVERTISEMENT