news-card-video
27 Ramadhan 1446 HKamis, 27 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Guru Ditembak Kelompok OPM, Mu’ti Gandeng TNI Jadi Relawan Pengajar di Papua

24 Maret 2025 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengumumkan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) pada Senin (3/3/2025). Foto: Dok. Kemendikdasmen
zoom-in-whitePerbesar
Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengumumkan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) pada Senin (3/3/2025). Foto: Dok. Kemendikdasmen
ADVERTISEMENT
Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggur, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, menyerang warga pada Jum’at (21/3). Dalam insiden tersebut, satu orang guru asal Flores, NTT, meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Sebagai bentuk tindak lanjut, Mendikdasmen Abdul Mu’ti telah berkomunikasi dengan berbagai pihak keamanan untuk memberikan perlindungan kepada guru-guru di daerah pedalaman. Salah satunya, dengan menggandeng prajurit untuk menjadi relawan pengajar.
“Kami sudah juga komunikasi dengan pihak-pihak keamanan dan juga berusaha untuk nanti ke depan karena banyaknya persoalan yang dihadapi oleh para guru yang bekerja di daerah tertentu, khususnya di Papua terutama menuntut keamanan," tutur dia di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Senin (24/3).
"Kami di dalam berbagai kesempatan menyampaikan untuk nanti kita kerja sama dengan TNI untuk ada program namanya TNI Mendidik yang itu ternyata sudah dimulai masa sebelumnya 2019,” ungkap Sekretaris Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027 tersebut.
Mu’ti menjelaskan, program TNI mendidik ini bentuknya adalah relawan tenaga kependidikan. Nantinya, akan ada perwakilan dari TNI yang mengajar di daerah-daerah pedalaman.
Ilustrasi TNI Foto: Laksana Mohammad Hanif/Shutterstock
“Ya relawan, mereka relawan, bukan pendidik tetap bukan, [tapi] relawan. Nanti ada mereka yang mengajar itu, kita berikan pelatihan untuk pedagogisnya kalau kontennya kan mereka sudah menguasai kan,” jelas Mu’ti.
ADVERTISEMENT
Ia menegaskan ini bukan bagian dari rangkap jabatan. Sebab, menurutnya ini kebutuhan mendesak di sektor pendidikan.
“Itu tidak perangkapan jabatan. Itu justru penugasan tambahan, itu justru sangat mulia karena kami memang menyadari betul bahwa di daerah-daerah tertentu itu memang memerlukan tenaga pendidik," kata dia.
"Kami menyebutnya dengan relawan pendidikan, yang mereka dapat memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak yang tinggal di daerah-daerah yang keamanannya rawan,” tutur dia.
Akan ke NTT
Mu’ti juga menyebut akan berkunjung ke Flores untuk menemui keluarga korban. Dia berharap tidak ada lagi kejadian seperti ini di masa mendatang.
“Saya mendapatkan informasi dari lapangan, baik dari aparatur keamanan yang bertugas di Papua maupun dari badan kami yang ada di Papua terkait dengan peristiwa itu. Kami di kementerian nanti akan menemui keluarga korban di NTT dan berusaha untuk juga dapat memberikan bantuan ya secara material walaupun mungkin tidak banyak,” ujar Mu’ti.
ADVERTISEMENT
“Kemudian, ke depan saya kira persoalan kekerasan yang dialami oleh guru ini kami harapkan tidak terjadi lagi di masa yang akan datang,” tambah dia.