Guru Honorer Napi Narkoba asal Lebak Tewas Usai 2 Hari Ditahan di Polda Banten

10 November 2024 16:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Mayat. Foto: leolintang/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mayat. Foto: leolintang/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang guru honorer asal Kadu Pinang, Desa Sukajadi, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak berinisial BK (35) dilaporkan tewas di ruang tahanan Polda Banten, Jumat (8/11). BK baru ditahan 2 hari atas kasus narkoba.
ADVERTISEMENT
Guru honorer tersebut ditangkap Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polda Banten dengan barang bukti narkotika jenis tanaman ganja seberat bruto 69,75 gram pada Rabu (6/11),
Wadir Ditresnarkoba Polda Banten AKBP Nuril Huda Sofwan membenarkan kabar tewasnya BK. Namun, dia enggan memberi penjelasan lebih jauh.
"Mohon maaf, nanti melalui Bid Humas saja ya, saya tidak punya kewenangan. Terima kasih," kata Nuril saat dihubungi.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Didik Hariyanto menyebut, kasus BK masih dalam pengembangan sehingga dia sempat ditempatkan di ruang khusus selama 3x24 usai penangkapan.
Didik menambahkan, saat ditemukan kondisi BK dengan keadaan bunuh diri.
"Diduga bunuh diri, hasil pemeriksaan luar sementara ditemukan jejak jerat di leher. Jenazah ditemukan tergantung dengan ikat pinggang dalam keadaan sudah tak bernyawa," ungkap Didik.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Didik mengaku, pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap motif bunuh diri BK, termasuk melakukan visum yang dilakukan oleh tim Biddokkes Polda Banten.
"Masih dilakukan pendalaman, sambil nunggu visum. Dan Kapolda Banten menyampaikan belasungkawa kepada pihak keluarga atas wafatnya almarhum," tandasnya.
Keluarga Sempat Mencari Keberadaan BK
Salah seorang anggota DPRD Kabupaten Lebak, Agus Ider turut angkat bicara mengenai kasus tersebut. Menurutnya, sebelum diketahui meninggal dunia, pihak keluarga sempat menyatakan bahwa BK hilang selama dua hari.
“Informasi dari keluarga, saudara BK dua hari meninggalkan rumah dan tidak tahu keberadaannya,” kata Agus, Minggu (10/11).
Selama hilang kontak, lanjut Agus, pihak keluarga sempat berusaha mencari tahu keberadaan BK dengan cara menghubungi ponselnya, termasuk mendatangi Polsek setempat.
ADVERTISEMENT
"Sempat menanyakan ke pihak Polsek Panggarangan. Tapi (keluarga) tidak mendapatkan jawaban yang pasti,” katanya.
Atas kejadian tersebut, Ia mewakili keluarga korban meminta Polda Banten untuk mengusut secara terbuka dan profesional penyebab kematian BK selama penanganan kasus yang menjeratnya.
"Saya meminta kepada Propam Polda Banten untuk memeriksa Satuan Reserse Narkoba. Baik itu pimpinannya maupun siapa yang ditunjuk dalam penanganan kasus ini," ujarnya.