Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Habib Ali Kwitang yang Selalu Dirindukan
13 Januari 2017 21:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi atau dikenal dengan Habib Ali Kwitang adalah salah satu tokoh islam yang dihormati di Indonesia. Dia adalah ulama yang menyiarkan agama Islam pada abad 20.
ADVERTISEMENT
Habib Ali tak diragukan lagi gelarnya sebagai habib. Dia sudah jelas memiliki garis keturunan nabi Muhammad SAW. Pendiri pengajian Majelis Taklim Kwitang ini masuk dalam daftar silsilah yang terdapat di Rabithah Alawiyah, organisasi pencatat keturunan Nabi Muhammad SAW.
Habib Ali Kwitang lahir dari pasangan Abdurrahman bin Abdullah Alhabsyi dan Salmah. Ayahnya adalah seorang ulama dan da'i keturunan Arab, sementara ibunya seorang wanita solehah puteri seorang ulama Betawi.
Di atas Abdurrahman, ada nama Abdullah, Muhammad, Husein, lalu Abdurrahman, Husein, Abdurrahman, Hadi, Ahmad Shohibusy Syi’b, Muhammad Asghor, Alwi, Abubakar Al Habyi, Ali, Ahmad, Muhammad Asadillah, Hasan Atturabi, Ali, Muhammad Al Fagih Mugaddam, Ali, Muhammad Shihab Marbad, Ali Khala’Ghasam, terus sampai Fatimah Azzahro dan Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Habib Ali dikenal sebagai penggerak pertama majelis taklim di Tanah Betawi. Majelis taklim yang digelar di Kwitang, Jakarta Pusat, merupakan perintis berdirinya majelis taklim-majelis taklim di seluruh tanah air
Habib Ali Kwitang memiliki anak bernama Muhammad dan Abdurrahman. Dari berbagai sumber, Abdurrahman diketahui menikah dengan seorang wanita asal Belanda bernama Maria van Engels yang lalu masuk Islam dan mengubah namanya jadi Mariam.
Ada buku yang mengupas secara khusus terkait kisah Mariam. Artis Zee Zee Shahab adalah salah satu keturunan dari keluarga Abdurrahman dan Mariam.
Hingga kini, Habib Ali Kwitang masih terus dikenang. Makamnya di kawasan Jalan Kembang Nomor 6 Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, terus didatangi peziarah. Di sana terdapat makam Habib Ali bin Abdurrachman dan makam anaknya, Habib Muhammad bin Ali.
ADVERTISEMENT
Majelis Taklim Kwitang juga terus didatangi oleh para jemaah. Sejak kurang lebih 70 tahun lalu, jemaahnya tak pernah berkurang, bahkan bertambah.
Habib Ali begitu dicintai karena tidak pernah mengajarkan ideologi kebencian, iri, dengki, gibah, dan fitnah. Dia menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, menghormati hak setiap manusia tanpa membedakan latar belakang sosial.
Hepsani (63), pria yang sudah menjaga makam Habib Ali sejak 33 tahun lalu, bercerita ada puluhan ribu orang yang kerap datang saat pengajian dan berziarah. Mereka datang saat Kamis malam dan Minggu pagi.
“Biasanya mereka mengaji dan membaca wirid, dzikir dan berdoa di depan makam. Yang datang ke makam banyak dari Surabaya, Tasik, Bandung, Kalimantan sampai Brunei dan Singapura,” kata Hespani.
ADVERTISEMENT
Tak sedikit tokoh-tokoh penting dan pejabat negara yang berziarah ke makam yang terletak di Masjid Ar-Riyadh itu.
"Yang datang biasanya para habib-habib lain. Habib Munzir waktu masih hidup juga suka ke sini bawa anak buahnya, banyak. Pejabat-pejabat penting negara juga suka datang ke sini,” ujar Hespani.