Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Hadiri Acara MUI, Jokowi Blak-blakan Soal Data Ekonomi RI
22 April 2017 15:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo siang ini menghadiri sekaligus membuka Kongres Ekonomi Umat 2017 yang diadakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kongres ini mengambil tema 'Arus Baru Ekonomi Indonesia' dan digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (22/4).
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan bila tahun 2016 ini realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 5,02 persen. Soal capaian tersebut, Jokowi menyebut Indonesia berada di peringkat ketiga dunia di bawah India dan China.
"Tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia pada angka 5,02 persen. Ini patut kita syukuri dan kalau kita bandingkan dengan negara lain, kita di peringkat ketiga setelah India dan Tiongkok tetapi yang perlu dilihat lebih detil, pertumbuhan ekonomi 5,02 persen itu yang menikmati siapa?," ungkap Jokowi.
Selain pertumbuhan ekonomi, Jokowi juga menyebut bila angka ketimpangan di Indonesia juga turun. Kesenjangan atau gini rasio Indonesia saat ini berada di angka 0,397 persen, atau turun dibanding tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Sebelumnya ini sudah menurun sedikit demi sedikit. Kita ingin rasio gini ini bisa turun lebih banyak lagi," ucap Jokowi.
Kemudian pada kesempatan tersebut, Jokowi juga mengungkapkan pemerintah tetap akan fokus menurunkan angka ketimpangan di Indonesia. Ada 3 cara yang akan dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan redistribusi aset, reforma agraria serta program kemitraan.
"Redistribusi aset dan reformasi agraria, posisi sekarang 206 juta yang baru disertifikatkan 6 juta sertifikat. Pertama, di desa dan daerah kenapa enggak disertifikatkan? karena enggak ada biaya," kata Jokowi.