Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Hari Terakhir Kampanye, Anies Sambangi PWNU DKI
15 April 2017 18:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT

Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri Sosialisasi Hasil Muktamar Nahdatul Ulama XXX di kantor Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama DKI Jakarta, Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur pada Sabtu (15/4). Acara ini merupakan sosialisasi dari hasil Muktamar NU ke XXX yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri pada 1999 lalu tentang pemilihan pemimpin nonmuslim.
ADVERTISEMENT
Selain dihadiri oleh Anies, acara ini juga dihadiri oleh beberapa petinggi NU, salah satunya Katib Aam Syuriah PBNU Zulfa Mustafa. Dalam sambutannya, Zulfa mengajak para warga NU untuk memilih pemimpin Muslim sesuai hasil Muktamar di Ponpes Lirboyo tahun 1999.
"Jika hendak memilih pemimpin, pilihlah pemimpin Muslim sesuai hasil muktamar, karena hasil muktamar sudah jelas," kata Zulfa. Selain Zulfa, juga terlihat hadir Abraham Lunggana atau yang lebih dikenal sebagai Haji Lulung.
Dalam kesempatan yang sama, Anies menyampaikan rencananya untuk mengembalikan keadilan di Jakarta jika terpilih menjadi gubernur. "Persatuan sulit dibangun di Jakarta karena ada ketimpangan-ketimpangan yg nyata di depan mata kita di Jakarta, siapapun yang nanti bertugas memimpin Jakarta harus mampu mengatasi ketimpangan yang ada di jakarta ini," kata Anies.
ADVERTISEMENT
Anies menilai perjalanan kampanye yang berjalan selama kurang lebih dua bulan ini telah menjadi sebuah perjalanan spiritual. Ia mengaku beruntung karena dapat melihat kenyataan yang terjadi di Jakarta.
Namun, ia menyesalkan bahwa justru di Jakarta terlihat banyak sekali kemiskinan. "Di pusat kehidupan warga Indonesia, di Jakarta, di sinilah, paling banyak terlihat kemiskinan. Sebanyak 49 persen warga Jakarta tidak punya rumah, 48 persen warga Jakarta hidup di bawah garis kemiskinan. Kami berharap kita ikut mengantar perubahan bagi DKI Jakarta," ujarnya.