Hasil Investigasi Awal Turbulensi Singapore Airlines: Penurunan Ketinggian 52 M

29 Mei 2024 15:06 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 setelah pendaratan darurat akibat turbulensi, di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, Selasa (21/5/2024). Foto: Stringer/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 setelah pendaratan darurat akibat turbulensi, di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, Selasa (21/5/2024). Foto: Stringer/Reuters
ADVERTISEMENT
Kementerian Transportasi Singapura pada Rabu (29/5) mengumumkan hasil awal investigasi turbulensi ekstrem yang terjadi pada Singapore Airlines pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Kejadian itu menimpa penerbangan SQ321 rute London-Singapura. Turbulensi ekstrem terjadi ketika pesawat Boeing 777-300ER itu berada di langit Myanmar.
Akibat turbulensi ekstrem satu orang tewas dan puluhan lainnya terluka. Pesawat SQ321 terpaksa mendarat darurat di Thailand.
Kondisi interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 setelah pendaratan darurat akibat turbulensi, di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, Selasa (21/5/2024). Foto: Stringer/Reuters
Kementerian Transportasi Singapura menyebut, dari investigasi awal menunjukkan adanya perubahan gravitasi dengan cepat lalu penurunan ketinggian sampai 54 meter. Itu menyebabkan munculnya korban pada penerbangan yang membawa 211 penumpang dan 18 kru.
"Pesawat mengalami perubahan g (gaya gravitasi) dengan cepat. Hal ini kemungkinan besar membuat penumpang yang tidak memakai sabuk seperti melayang," kata Kementerian Transportasi seperti dikutip dari Reuters.
"Perubahan cepat pada g terjadi selama 4.6 detik dan mengakibatkan penurunan ketinggian 178 kaki (52 meter) dari 37.622 menjadi 37.184 kaki. Rangkaian kejadian ini kemungkinan besar menyebabkan cedera awak dan penumpang," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan awal terungkap juga pilot sempat meminta agar penumpang mengencangkan sabuk pengaman.