Hasto: Kita Percaya Rahmat Tuhan, Bukan Orang yang Sebelumnya Pegang Kekuasaan

Konferensi pers PDI Perjuangan menjelang hari pencoblosan tanggal 27 November, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Rabu (20/11/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partai terus membaca situasi jelang pencoblosan pada Pilkada 2024. Dia ingin seluruh masyarakat punya kedaulatan penuh untuk memilih sendiri calon kepala daerah pilihan mereka.

Para kepala daerah yang diusung PDIP juga harus terus bekerja mengambil hati rakyat. Hasto mengingatkan Indonesia bukanlah negara kerajaan yang daerahnya dipimpin oleh sanak saudara pemimpinnya.

“Sebagai insan yang bertakwa kepada Tuhan, seluruh calon-calon kepala daerah dari PDI Perjuangan itu juga percaya dari rahmat dari Tuhan yang maha kuasa. Bukan rahmat dari orang yang punya dana banyak, orang yang sebelumnya memegang kekuasaan,“ kata Hasto dalam konferensi menjelang hari pencoblosan Pilkada, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Rabu (20/11).

Namun, Hasto tak menyebut siapa orang yang pernah punya kekuasaan yang kini jadi sandaran para calon kepala daerah.

Ini merupakan Pilkada serentak pertama di Indonesia. Hasto mengingatkan rakyat tidak boleh lagi diintervensi oleh kekuatan apa pun. Pilkada jadi momen untuk mewujudkan kedaulatan rakyat.

“Dan, Pilkada diingatkan sebagai momentum untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, bahwa rakyat lah yang memiliki kemerdekaan untuk memilih tanpa intervensi mana pun, dan kita adalah negara yang berbentuk republik. Kedaulatan berada di tangan rakyat,” tutur dia.

PDIP melalui seluruh kader termasuk para caleg dari tingkat daerah maupun nasional akan turun langsung menjaga jalannya Pilkada berlangsung adil dan tanpa kecurangan.

Politikus Teten Masduki (kiri) bersama Hasto Kristiyanto ikuti Apel Siaga PDIP di Alun-alun Kabupaten Lebak, Banten, Minggu (19/2). Foto: Dok. PDIP

Hasto mengeklaim, dukungan kepada para calon kepala daerah yang diusung oleh PDIP semakin besar. Dia bahkan menyebut, ada arus balik dukungan yang menguatkan para calon yang mereka usung.

"Misalnya di Sumatera Utara, pasangan Edy Rahmayadi-Hasan Basri. Kemudian di Jawa Timur, Bu Risma-Gus Hans. Kemudian di Jawa Tengah, Pak Andika Perkasa-Bung Hendi. Dan di Jakarta, Mas Pramono Anung-Rano Karno, dan lain-lain," kata dia.

"Semua menunjukkan gerak optimisme justru di tentang berbagai tekanan-tekanan dan kesatupaduan dengan rakyat, itu adalah kekuatan utama kita di dalam membangun bangsa dan negara," ucap dia.