Hasto: Pasca-Mahfud Mundur, Gerakan Pro Demokrasi Makin Kuat, 29 Kampus Bersuara

5 Februari 2024 16:26 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Jubir TPN Aryo Seno Bagaskoro di DPP PDIP, Menteng, Jakpus, Senin (5/2/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Jubir TPN Aryo Seno Bagaskoro di DPP PDIP, Menteng, Jakpus, Senin (5/2/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Cawapres 03, Mahfud MD, resmi mundur dari jabatannya sebagai Menko Polhukam. Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut, keputusan mundurnya Mahfud langsung diwarnai gerakan pro demokrasi yang semakin kuat.
ADVERTISEMENT
"Dinamika politik nasional pasca-mundurnya Prof Mahfud MD diwarnai oleh gerakan pro demokrasi yang semakin kuat, dan seruan moral, seruan kebenaran di dalam politik," kata Hasto saat jumpa pers di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/2).
"Seruan untuk menjadikan rakyat sebagai sumber kedaulatan yang terpenting itu semakin berkembang," sambungnya.
Kata Hasto, lebih dari 29 kampus se-Indonesia telah menyampaikan kritikan terhadap pemerintah. Salah satunya menekankan agar Pemilu berjalan secara demokratis, hingga jujur dan adil.
"Lebih dari 29 kampus se-Indonesia telah menyampaikan hal tersebut termasuk pentingnya agar pemilu betul-betul berjalan secara demokratis, jurdil, dan bermartabat," ujarnya.
"Serta berbagai indikasi adanya oknum aparatur TNI-Polri yang tidak netral dan tuntutan agar tidak terjadi politisasi bansos sebagai hak rakyat dan menggunakan anggaran negara untuk dapat diperhatikan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud itu mengingatkan, jangan sampai fungsi elektoral kekuasaan jauh lebih dominan daripada menempatkan prinsip-prinsip kedaulatan rakyat itu.