Hasto: Tak Ada Negara yang Bisa Bertahan Tanpa Kekuatan Militer Andal

14 November 2020 13:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah mahasiswa doktroal Unhan meninjau kapal KRI Makasar-590 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (14/11). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah mahasiswa doktroal Unhan meninjau kapal KRI Makasar-590 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (14/11). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sejumlah mahasiswa doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) meninjau kapal KRI Makasar-590 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (14/11). Kunjungan itu bertujuan untuk melihat peningkatan pertahanan di Indonesia sebagai negara maritim.
ADVERTISEMENT
“Kami sengaja hadir di KRI Makasar untuk menegaskan pentingnya laut sebagai halaman depan NKRI. Kesadaran sebagai Bangsa Maritim sangat penting," kata mahasiswa Doktoral Unhan Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya.
"Semangat Jalesveva Jayamahe terus berkumandang, menjemput tugas sejarah Indonesia sebagai pemimpin di antara bangsa-bangsa," imbuh Sekjen PDIP itu.
Sejumlah mahasiswa doktroal Unhan meninjau kapal KRI Makasar-590 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (14/11). Foto: Dok. Istimewa
Hasto menjelaskan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mencapai tahap revolusi dan banyak yang dikembangkan dari paradigma security defense. Selain itu, ia berpandangan tak ada negara yang bisa bertahan tanpa kekuatan militer yang andal.
"Mau tidak mau, sebuah pengembangan ilmu pengetahuan teknologi akan mencapai tahap revolusi dan banyak yang dikembangkan dari paradigma security defense. Tidak ada negara yang bisa survive (bertahan) tanpa sebuah kekuatan militer yang handal," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Apalagi Indonesia telah memiliki konsepsi sistem pertahanan rakyat semesta. Ia mencontohkan Singapura yang sudah mengembangkan doktrin integrated knowledge-based command and control untuk meningkatkan pertahanannya.
Sejumlah mahasiswa doktroal Unhan meninjau kapal KRI Makasar-590 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (14/11). Foto: Dok. Istimewa
"Konsepsi pertahanan harus bertitik tolak dari pandangan geopolitik Indonesia untuk dunia, yang dijalankan secara terintegrasi antara diplomasi luar negeri dan pertahanan," kata dia.
Lebih lanjut, Hasto berharap Unhan dapat menjadi pusat pengembangan pertahanan Indonesia.
"Universitas Pertahanan harus menjadi center of excellence, pusat research pertahanan terkait dengan segala hal ihwal keseluruhan aspek pertahanan, menjadi pusat kajian ilmu pertahanan khas Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia," ujar Hasto.
Sejumlah mahasiswa doktroal Unhan meninjau kapal KRI Makasar-590 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (14/11). Foto: Dok. Istimewa
Dalam kesempatan yang sama, Komandan KRI Makassar-590 Letkol Laut (P) Hariono menyambut baik kunjungan para mahasiswa doktoral Unhan di kapal komandonya.
ADVERTISEMENT
"Saya selaku komandan KRI Makassar-590 mengucapkan selamat datang dari perwira senior sekalian dari S3 Unhan, kehormatan bagi kami bisa dikunjungi. Perlu diketahui KRI Makassar-590 ini buatan Korea Selatan tahun 2007," kata Hariono.