Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Alat komunikasi dua eks pemimpin KPK , Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto diretas. Kasus ini kembali menyadarkan kita betapa bahayanya serangan siber yang bisa menyerang siapa saja.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya orang biasa, mulai dari pemangku kepentingan di bidang ekonomi digital hingga pemerintah juga bisa menjadi target serangan siber.
Data aduan serangan siber yang dihimpun Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam Laporan Hasil Monitoring Keamanan Siber Tahun 2020 memaparkan fakta bahwa justru sektor pemerintah yang paling banyak menjadi target serangan siber.
Pemerintah paling banyak mengadukan serangan siber sebesar 660 aduan (51,04 persen). Selanjutnya stakeholder dalam bidang ekonomi digital (EKODIG) mengadukan serangan siber terbanyak kedua sebesar 426 (32,95 persen).
Terakhir, Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional (IIKN) paling sedikit mengadukan berjumlah 207 serangan siber atau setara 16,01. Contoh dari IIKN di antaranya bandar udara, pelabuhan, rumah sakit, infrastruktur telekomunikasi, jasa keuangan dan perbankan.
ADVERTISEMENT
Dari sisi jumlah, aduan serangan siber ke BSSN tahun 2020 totalnya ada 1.293. Aduan terbanyak terjadi pada bulan Oktober 2020 berjumlah 212.
Melihat trennya dari awal tahun, aduan serangan siber 2020 terlihat menurun tipis. Dari 79 aduan pada Januari 2020, lalu ditutup 54 aduan pada Desember 2020.
Dari klasifikasi BSSN, totalnya ada 37 jenis pengaduan serangan siber yang dialami sektor EKODIG, IIKN, dan pemerintah. Sebanyak 123 di antara pengaduan tersebut belum terverifikasi.
Lantas apa saja jenis serangan siber yang paling banyak diadukan? Berikut data dan rangkumannya:
ADVERTISEMENT