Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Hati-hati Penipuan Iklan Promo Hari Raya via WA atau SMS: Think Before Click
25 Maret 2025 13:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat menerima link dengan embel-embel promo hari raya menjelang Lebaran. Dia meminta masyarakat untuk skeptis sebelum melihat apa isi dari link yang diterima itu.
ADVERTISEMENT
"Yang bisa diimbau dari Badan Sandi Negara, ini adalah imbauan-imbauan yang klasik seperti think before click atau too good to be true. Jadi kepada masyarakat, terutama pada saat libur Hari Raya Idul Fitri ini, mungkin banyak promo-promo yang dikirimkan baik melalui whatsapp, maupun melalui SMS. Perlu diingat dengan jelas apakah pengirimannya itu valid," kata Wakil Kepala BSSN Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo dalam konferensi pers di Kemkomdigi, Jakpus, Selasa (25/3).
Dia mengatakan bahwa pelaku penipuan saat ini sudah canggih. Mereka bisa membuat seakan-akan link tersebut dapat dipercaya oleh masyarakat yang menerimanya.
Ada dua yang disebutnya, yakni menggunakan nomor-nomor dan domain-domain yang terkesan resmi.
"Nah berikutnya yang bisa kita perhatikan adalah URL yang dikirimkan oleh pelaku. Misalnya ada sebuah bank namanya KLM, biasanya perbankan menggunakan STPPS yang secure. Pelaku pada metode ini juga menggunakan STPPS, tetapi nama banknya dimodifikasi sedikit dan tidak terlihat oleh masyarakat. Dia buat KLM-I dengan tambahan huruf I," tutur Albertus.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, dia meminta masyarakat jangan langsung mengklik link dengan kode bank yang terkesan modifikasi. Terutama untuk promo yang sejak awal sudah mengiming-imingi hadiah.
"Ketika masyarakat menyetujui, kemudian dia akan diantar ke page berikutnya, halaman berikutnya. Nah di halaman berikut yang ini lah kredensial atau data-data pribadi dari masyarakat dicuri. Dia diminta nomor ATM atau nomor kartu kreditnya, kemudian diminta 3 huruf di belakangnya. Nah pada saat itu sudah dikuasai oleh pelaku, maka kartu milik korban bisa digunakan oleh orang yang tidak berhak," ujar Albertus.
Kasus fake BTS
Polisi telah menangkap 2 orang pelaku kasus penipuan fake BTS. Keduanya adalah warga negara asal Cina. Mereka ditangkap pada tanggal 18 dan 20 Maret 2025.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 18 Maret 2025, ditangkap pelaku berinisial XJ. Dia ditangkap saat sedang mengemudikan kendaraan mobil Toyota Avanza Veloz warna hitam, nomor polisi B 2146 UYT yang dilengkapi dengan perangkat elektronik fake BTS di sekitar area SCBD Jakarta Selatan.
Dua hari berselang, polisi menangkap tersangka kedua berinisial YXC saat sedang mengemudikan kendaraan Toyota Avanza warna putih dengan nomor polisi B 2328 NFB, yang dilengkapi dengan perangkat elektronik fake BTS di Jalan Tulodong Atas, Jakarta Selatan.
Dari laporan polisi, aksi mereka ini telah menyebabkan kerugian terhadap korban sebesar Rp 473.767.388. Korbannya sejauh ini ada sebanyak 12 orang.