Herlina Kasim 'Si Pending Emas' Dirawat di RS

7 Januari 2017 8:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jajaran Kodam II Sriwijaya bentangkan merah putih. (Foto: ANTARA/Feny Selly)
zoom-in-whitePerbesar
Jajaran Kodam II Sriwijaya bentangkan merah putih. (Foto: ANTARA/Feny Selly)
Seorang perempuan pejuang Trikora, Herlina Kasim (75) dikabarkan sedang menjalani perawatan di rumah sakit swasta di Bekasi, Jawa Barat. Wanita dengan julukan 'Si Pending Emas' itu menurut kerabatnya sudah sakit-sakitan dan baru terjatuh hingga tak sadarkan diri.
ADVERTISEMENT
"Beliau sudah sakit-sakitan dan katanya baru terjatuh kemudian tidak sadarkan diri sehingga dibawa ke rumah sakit," ujar Dr.Tri Maharani, salah seorang relasi keluarga, dikutip dari Antara, Sabtu (7/1).
Belum ada informasi lebih lengkap mengenai kondisi kesehatan perempuan bertubuh mungil yang semasa mudanya sangat aktif dalam perjuangan dan kegiatan sosial itu, namun disebutkan bahwa Herlina menjalani perawatan di ruang ICU.
Pihak keluarga sedang mengurus BPJS Kesehatan untuk meringankan biaya perawatannya, ujar Dr. Tri Maharani.
Herlina Kasim, pejuang Trikora. (Foto: Dok. Buku Pending Emas)
zoom-in-whitePerbesar
Herlina Kasim, pejuang Trikora. (Foto: Dok. Buku Pending Emas)
Nama Herlina Kasim sangat dikenal oleh orang Indonesia ketika ia mendaftarkan diri sebagai tenaga sukarelawan dalam operasi Trikora untuk membebaskan Irian Jaya dan diterjunkan ke Irian bersama 20 pejuang lainnya.
Ia menjadi pasukan wanita pertama yang terjun ke hutan Irian dan sebagai penghargaan atas jasanya, Presiden Soekarno ketika itu memberikan penghargaan berupa "pending emas" (sabuk emas), berbobot 500 gram.
ADVERTISEMENT
Herlina Kasim mendapat penghargaan dari Soekarno. (Foto: Dok. Buku Pending Emas)
zoom-in-whitePerbesar
Herlina Kasim mendapat penghargaan dari Soekarno. (Foto: Dok. Buku Pending Emas)
Herlina dikabarkan mengembalikan hadiah tersebut dan mengatakan bahwa perjuangannya dilakukan dengan tulus. Sejak itu julukan Pending Emas melekat pada dirinya.
Perempuan kelahiran Malang, Jawa Timur pada 24 Februari 1941 itu juga aktif di bidang olahraga khususnya sepak bola dan pada 1992 dia secara pribadi tergerak untuk memberi pendampingan hukum dan memulangkan lebih dari 40 orang nelayan asal Jawa Timur yang terdampar dan dijerat hukum melanggar batas wilayah negara di Republik Palau, di Pasifik.