Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono meresmikan peluncuran program Rumah Digital untuk Disabilitas di kawasan Gedung @41 Astrindo, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (4/11).
ADVERTISEMENT
Program Rumah Digital untuk Disabilitas ini diinisiasi oleh Staf Khusus Kepresidenan Republik Indonesia, Angkie Yudistia.
Heru juga menambahkan peluncuran program ini sebagai wujud Jakarta sebagai kota ramah disabilitas.
"Salah satunya infrastruktur itu terkait juga, infrastruktur secara teknologi juga dibangun dan ini inisiasi dari Mbak Angkie," ujar Heru di acara Launching Rumah Digital untuk Disabilitas, Jumat (4/11).
Angkie sebagai penggagas program ini menyatakan dukungan Pemprov DKI Jakarta menjadi bagian dari contoh untuk beberapa provinsi di Indonesia supaya membentuk lingkungan yang ramah terhadap penyandang disabilitas.
"Bagaimana pun Jakarta menjadi contoh untuk beberapa provinsi di Indonesia, bagaimana membentuk lingkungan yang inklusif, yang ramah terhadap disabilitas dimulai dari Jakarta," ucap Angkie.
"Sektor-sektor disabilitas ini bukan lagi perihal charity, tapi bagaimana multisektoral, perihal juga edukasi, ekonomi, ketenagakerjaan, informasi, komunikasi, teknologi," lanjutnya.
Dengan dukungan Pemprov DKI Jakarta, Angkie berharap adanya kebijakan yang memberikan akses kepada penyandang disabilitas seluas-luasnya dan menjadi prioritas.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah momentum perubahan bagi kami, bahwa penyandang disabilitas ini bagian dan no one is left behind dan tidak ada satu pun yang tertinggal," tutur Angkie.
Menurutnya, Sekolah Luar Biasa saat ini banyak melatih para penyandang disabilitas pada pelatihan vokasi. Namun, tidak diimbangi dengan pengajaran penggunaan komputer, teknologi, dan lainnya.
Hasilnya, para penyandang disabilitas banyak yang kesulitan mendapatkan akses pekerjaan dan pelatihan setelah lulus dari sekolah.
"Itu adalah momok yang terjadi saat ini yang sehingga membuat penyandang disabilitas itu sulit untuk berkembang," katanya.
Akses transformasi publik yang diharapkan yakni penyandang disabilitas dapat merasa nyaman untuk pergi ke sekolah, bekerja dan melakukan aktivitas lainnya. Sehingga hal itu membuat rasa kesetaraan di lingkungan Jakarta.
Wakil Ketua Komisi Nasional Disabilitas, Deka Kurniawan mengatakan bahwa sekitar 23 juta penyandang disabilitas akan merasa gembira atas digagasnya program Rumah Digital untuk Disabilitas.
ADVERTISEMENT
"23 juta kurang lebih penyandang disabilitas di Indonesia, itu akan merasa bergembira ketika program-program kreatif yang digagas oleh Mbak Angkie diinisiasi dan dikerjasamakan oleh berbagai pihak yang di sini itu betul-betul bisa dirasakan manfaatnya oleh penyandang disabilitas," seru Deka.
Deka menegaskan, program Rumah Digital untuk Disabilitas ini adalah sebuah harapan para penyandang disabilitas dalam upaya pemberdayaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2019.
"Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2019, itu tercantum tentang rencana induk penyandang disabilitas. Nomor ke 4 adalah pemberdayaan, dalam kemampuan pekerjaan, kemudian dalam wirausaha, dan inilah yang kemudian menjadi harapan penyandang disabilitas melalui aplikasi Rumah Digital untuk Disabilitas ini," imbuhnya.
Platform Rumah Digital untuk Disabilitas ini akan berlaku di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Jadi ini platformnya bisa berlaku untuk seluruh warga Indonesia. Jadi ini bukan hanya untuk di Jakarta," pungkas Deka.
Reporter: Muhammad Fadlan Nuril Fahmi