Hizbullah Peringatkan Israel Agar Tidak Serang Milisi Palestina di Lebanon

9 Agustus 2022 17:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sayyid Hassan Nasrallah. Foto: Khalil Hasan/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Sayyid Hassan Nasrallah. Foto: Khalil Hasan/Reuters
ADVERTISEMENT
Kepala Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah, memperingatkan Israel agar tidak memperluas serangan militernya terhadap milisi Palestina di Lebanon pada Selasa (9/8).
ADVERTISEMENT
"Setiap serangan terhadap manusia tidak akan luput dari hukuman atau balasan," tegas Nasrallah, dikutip dari Reuters, Selasa (9/8).
Hizbullah adalah organisasi politik dan paramiliter yang lahir dari kelompok Syiah. Sejak didirikan pada 1982, Hizbullah berpartisipasi aktif dalam struktur sosial dan politik di Lebanon.
Gerakan bersenjata kuat yang didukung Iran itu menentang keras Israel. Ketegangan antara keduanya telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir akibat persengketaan perbatasan laut antara Lebanon dan Israel.
Warga Palestina melihat sebuah rumah yang terkena serangan udara Israel, di Kota Gaza, Sabtu (6/8/2022). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
Pernyataan itu juga muncul usai gelombang kekerasan terbaru di Jalur Gaza. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Jihad Islam Palestina (PIJ) terlibat dalam pertumpahan darah di wilayah tersebut.
Pertempuran sengit itu dipicu oleh penangkapan seorang pemimpin senior PIJ. Mengeklaim adanya risiko balasan, Israel meluncurkan Operation Breaking Dawn pada Jumat (5/8).
ADVERTISEMENT
IDF melanda Gaza dengan rentetan serangan udara. Memandangnya sebagai deklarasi perang, PIJ merespons dengan menembakkan ratusan roket ke Israel.
Pada Sabtu (6/8), Israel mengisyaratkan perluasan operasi militer itu. Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, menyinggung kemungkinan serangan terhadap pejabat PIJ di negara lain, termasuk Lebanon.
"Para pemimpin Jihad Islam bersantai di restoran dan hotel di Teheran, Suriah, dan Lebanon. Mereka terputus dari rakyat Palestina dan sangat merugikan kehidupan rakyat Gaza. Mereka juga harus menanggung konsekuensinya," ungkap Gantz, dikutip dari The Jerusalem Post.
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, di atas kota Sderot, Israel, Sabtu (6/8/2022). Foto: Jack Guez/AFP
"Kegiatan operasional kami terhadap pelaku terorisme akan terus berlanjut dan meningkat," imbuh dia.
Pertempuran sengit di Gaza telah menewaskan 46 warga Palestina. Serangan Israel turut mencederai 360 orang lainnya.
ADVERTISEMENT
Melalui mediasi Mesir, kedua belah pihak kemudian menyetujui gencatan senjata pada Minggu (7/8). Tetapi, sehari setelahnya, Gantz kembali mengindikasikan serangan serupa di luar negeri.
"Di masa depan pun, bila perlu, kami akan melakukan serangan pencegahan untuk membela warga, kedaulatan, dan infrastruktur Israel dan ini berlaku untuk semua kelompok dari Teheran hingga Khan Younis," ujar Gantz.