HNW Soroti Azan Diganti Running Text saat Misa: Paus Pasti Tak Berkenan

4 September 2024 18:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Hidayat Nur Wahid, ikut menanggapi polemik tayangan azan yang diganti dengan running text pada saat Misa Paus Fransiskus di GBK, Kamis (5/9) besok.
ADVERTISEMENT
HNW mengingatkan jika salah satu tujuan utama Paus datang ke Indonesia adalah dalam rangka memperkuat toleransi antarumat beragama. Ia menyinggung Paus yang kagum dengan Bhineka Tunggal Ika.
"Menurut saya kita kembali kepada salah satu tujuan visit dari kehadiran Paus Fransiskus ke Indonesia adalah mengapresiasi terkait adanya toleransi keberagaman Indonesia beliau sangat kagum dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika," kata HNW kepada wartawan, Rabu (4/9).
"Nah tentu beliau yang datang dari Vatikan atau Roma, di sana kan ada masjid sangat besar di Roma, masjid sangat besar katanya beliau juga sangat terbiasa mendengarkan azan," tambah dia.
Ilustrasi masjid. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Oleh sebab itu, HNW mengatakan sebaiknya TV nasional yang menyiarkan misa tetap menyiarkan azan magrib. Ia mengingatkan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
ADVERTISEMENT
"Jadi karenanya dengan semangat toleransi tadi akan sangat bagus bila toleransi itu beliau juga dapatkan di Indonesia ketika di Indonesia mayoritas mutlak beragama Islam dan sudah sangat lama setiap magrib itu dikumandangkan suara azan itu adalah syiar, itu adalah bentuk dari penghormatan terhadap keragaman yang ada di Indonesia," kata HNW.
Wakil Ketua MPR ini menjelaskan, jika tayangan azan diganti oleh running text saat misa, maka akan menimbulkan polemik.
"Kalau kemudian karena kedatangan beliau kemudian tradisi yang menandakan tentang toleransi itu malah dihilangkan dengan ditampilkan teks, ummat merasa ada intoleran terhadap ummat," jelas HNW.
"Penting dicatat toleransi misa hampir 2 jam dari jam 17.00-19.00 WIB, masa kalau 2 jam kita bisa toleransi kemudian permintaan toleransi hanya 5 menit engga dikabulkan? Penayangan azan magrib kan engga sampai 5 menit, masa iya 2 jam kita toleran masa pihak sana buat 5 menit engga toleran? Itu kan suatu hal membuat adanya perasaan dilakukan tindakan tidak toleran sangat meresahkan," tutur dia.
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Sri Paus Fransiskus berbibcara saat melakukan pertemuan dengan uskup, imam, diakon, orang yang membaktikan diri, seminaris, dan katekis di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
HNW mengingatkan Kemenag dan Kominfo bisa toleran terhadap umat Islam. Ia pun yakin Paus tidak akan terima jika siaran misa malah memicu polemik.
ADVERTISEMENT
"Saya yakin kalau masalah ini disampaikan kepada Sri Paus, saya yakin beliau juga tidak berkenan masa demi toleransi kita jadi engga toleran dengan mayoritas mutlak Islam, beliau aja engga mau naik pesawat pribadi, beliau ingin merakyat, merakyat itu toleransi yang benar," kata HNW.

Sepakat Saran JK

HNW mengatakan, dirinya sepakat dengan usulan dari Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK). JK tak sepakat jika azan magrib diganti running text dan menyarankan agar televisi berbagi layar di saat yang bersamaan itu.
"Jalan tengah apa yang disampaikan Pak JK sangat bagus, Pak JK Ketua DMI beliau memberikan jalan tengah pada 5 menit azan ditampilkan dua-duanya," kata HNW.
Politikus senior PKS ini mengatakan, saran dari JK sangat logis dan bisa diterapkan. Menurutnya, ini jadi jalan tengah agar tidak memicu polemik berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
"Jadi 2 screen kan bisa, screen ketika misa jalan dan screen ketika azan itulah toleransi yang betul-betul bisa dihadirkan dan itu toleransi sebenarnya. Bukan toleransi tapi tidak toleran sebab umat Islam dengan tradisi kumandang azan hanya 5 menit," tutur HNW.