Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Holocaust, Genosida Terbesar Sepanjang Masa
25 April 2017 13:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Setiap pertengahan bulan April, ribuan orang-orang Yahudi menghidupkan alarm di penjuru kota di Palestina. Mereka mengheningkan cipta untuk mengenang peristiwa pembantaian enam juta orang Yahudi oleh Nazi, Jerman atau biasa disebut Holocaust.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini terjadi pada Perang Dunia II atau sekitar tahun 1939 hingga 1945. Peristiwa pembantaian oleh Nazi kepada orang-orang Yahudi itu dilakukan dengan cara genosida atau pembantaian secara sistematis untuk menghancurkan suatu kaum.
Pembunuhan ini langsung dipimpin oleh Adolf Hitler yang merupakan Ketua Partai Nazi atau Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP). Pembantaian yang dilakukan oleh Nazi Jerman ini dilakukan di semua wilayah yang dikuasai oleh Hitler.
Lebih dari satu juta anak Yahudi, dua juta wanita Yahudi dan tiga juta pria Yahudi tewas dalam pembantaian ini. Penyiksaan dan genosida yang dilakukan dalam beberapa tahap ini dimulai dari sejumlah hukum yang menghapuskan adanya orang Yahudi dari masyarakat sipil.
Hukum Nuremberg, adalah hukum yang paling terkenal ketika itu dan diberlakukan di Jerman oleh Nazi selama bertahun-tahun. Hal itu dimulai ketika Perang Dunia II.
ADVERTISEMENT
Nazi kemudian juga mendirikan kamp konsentrasi yang di dalamnya para tahanan diharuskan untuk bekerja secara paksa sampai mati akibat kelelahan atau penyakit. Kemudian, saat Jerman menaklukan wilayah baru di Eropa Timur, satuan khusus yang disebut Einsatzgruppen membantai musuh-musuh politik melalui penembakan massal.
Nazi lalu memerintahkan orang Yahudi dan Rom untuk dikurung di ghetto sebelum dipindahkan dengan kereta barang ke kamp pemusnahan. Lalu ketika orang Yahudi dan Rom selamat di perjalanan, mereka akan dibunuh secara sistematis di kamar gas yang telah disediakan.
Menurut data statistik Eropa sesaat sebelum Perang Dunia II meletus, total orang Yahudi di Eropa itu 6,5 juta jiwa. Maka setelah pembantaian oleh Nazi Jerman itu, otomatis orang Yahudi di Eropa hampir musnah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data statistik Pemerintah Jerman pada tahun 1939 terjadi migrasi 400 ribu orang Yahudi dari Jerman. Lalu 480 ribu orang Yahudi dari Austria dan Cekoslovagia, dan dua juta orang lebih pergi ke Uni Soviet.
Pada tahun 1933 hingga 1945, sebanyak 20 ribu kamp dibangun oleh Nazi Jerman untuk memenjarakan jutaan orang Yahudi. Kebanyakan tahanan yang dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi ini oleh Nazi Jerman adalah kaum Komunis Jerman, Sosialis, Sosial Demokrat, orang Roma (Gipsi), penganut aliran Saksi Yehova, kaum homoseksual, dan orang-orang yang dituduh "asosial" atau yang menyimpang perilakunya secara sosial.
Semua fasilitas ini disebut 'kamp konsentrasi' karena orang-orang yang dikurung di kamp tersebut 'dikonsentrasikan' di satu lokasi. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut bahwa anti-Semitisme harus dikalahkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Trump juga menyebut bahwa Holocaust sebagai sejarah manusia paling gelap yang terjadi selama ini.
"Di Yom HaShoah, kita melihat kembali bagian sejarah manusia yang paling gelap. Kami berduka, kami ingat, kami berdoa, dan kami berjanji hal itu tak akan pernah terjadi lagi," kata Trump.
Sementara itu, Presiden Israel Reuven Rivlin menegaskan bahwa negaranya dan kaum Yahudi memerangi orang-orang yang menyangkal peristiwa Holocaust ini.
"Saya menyerukan agar perang melawan gelombang penyangkalan Holocaust yang berbahaya di Eropa," tegas Rivlin.
Saat ini, ada 250 museum yang dibangun khusus untuk mengingatkan masyarakat dunia mengenai pembantaian kaum Yahudi oleh Nazi Jerman. Bahkan peristiwa ini menjadi pelajaran sejarah di Eropa dan Amerika.
ADVERTISEMENT
Korban selamat (peristiwa Holocaust) mengatakan bahwa museum-museum tempat penyimpanan barang-barang sejarah Holocaust sangat penting. Karena akan menjadi bukti realitas sejarah Holocaust.
"Menurut saya yang paling penting adalah memastikan bahwa ingatan akan Holocaust tidak dilupakan," tutur Alfred Munzer (75) yang menyumbangkan cincin peraknya yang sudah bersamanya sejak usia sembilan bulan.
Live Update