news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Horor Penyanderaan di Kereta Pakistan: Penumpang Sempat Dikepung Bom Bunuh Diri

13 Maret 2025 11:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana evakuasi penumpang kereta yang terluka usai anggota militan bersenjata menawan ratusan penumpang kereta di daerah pegunungan terpencil di Mach provinsi Balochistan barat daya pada 12 Maret 2025. Foto: Banaras KHAN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Suasana evakuasi penumpang kereta yang terluka usai anggota militan bersenjata menawan ratusan penumpang kereta di daerah pegunungan terpencil di Mach provinsi Balochistan barat daya pada 12 Maret 2025. Foto: Banaras KHAN / AFP
ADVERTISEMENT
Ratusan penumpang kereta api Jaffar Express di Pakistan mengalami momen mencekam saat kelompok separatis Balochistan (BLA) menyandera mereka di wilayah pegunungan. Sebanyak 21 penumpang, 4 personel keamanan, dan 33 anggota BLA tewas.
ADVERTISEMENT
Saat ini Pemerintah Pakistan menyatakan operasi penyelamatan sandera seluruhnya sudah tuntas.
Dalam insiden itu, para sandera ternyata sempat dijaga ketat oleh militan yang membawa bom bunuh diri.
Adapun serangan dimulai ketika BLA meledakkan rel dan menyerbu kereta dengan 440 penumpang di dalamnya, Selasa (11/3).
Menurut keterangan Menteri Muda Dalam Negeri Pakistan Talal Chaudhry, pembajakan itu dilakukan oleh 70-80 orang.
Ia menjelaskan, di dalam kereta para penumpang menghadapi ancaman langsung.
Sejumlah pria bersenjata memasuki gerbong, mencari tentara dan personel keamanan.
Sementara itu, pelaku bom bunuh diri duduk di antara sandera dan memperumit upaya penyelamatan.
Suasana evakuasi penumpang kereta yang terluka usai anggota militan bersenjata menawan ratusan penumpang kereta di daerah pegunungan terpencil di Mach provinsi Balochistan barat daya pada 12 Maret 2025. Foto: Banaras KHAN / AFP
Sore harinya, militer Pakistan mengerahkan ratusan tentara, pasukan khusus, dan angkatan udara untuk membebaskan para sandera.
Penembak jitu kemudian menargetkan pelaku bom bunuh diri sebelum pasukan bergerak dari gerbong ke gerbong.
ADVERTISEMENT
Salah satu penumpang, Muhammad Ashraf (75 tahun) menggambarkan situasi saat ledakan mengguncang kereta.
“Kami berbaring di lantai saat tembakan dimulai. Tak lama, orang-orang bersenjata masuk dan memeriksa identitas kami,” katanya di Quetta, seperti diberitakan Reuters.
Direktur Jenderal Hubungan Masyarakat Antar-Layanan (ISPR) Letjen Ahmed Sharif Chaudhry mengatakan area tempat kejadian cukup sulit diakses karena jauh dari jaringan jalan dan permukiman.
“Para teroris menggunakan sandera, termasuk wanita dan anak-anak, sebagai tameng manusia,” tuturnya kepada media lokal.
Suasana evakuasi penumpang kereta yang terluka usai anggota militan bersenjata menawan ratusan penumpang kereta di daerah pegunungan terpencil di Mach provinsi Balochistan barat daya pada 12 Maret 2025. Foto: Banaras KHAN / AFP
Setelah berjibaku dalam pertikaian horor selama 30 jam, militer mengumumkan penyelesaian operasi penyelamatan sandera pada Rabu malam (12/3).
Direktur Jenderal ISPR, Letjen Ahmed Sharif Chaudhry, mengonfirmasi seluruh sandera telah dibebaskan secara bertahap.
Di tengah operasi penyelamatan, informasi simpang siur menyebar di media sosial.
ADVERTISEMENT
Militer Pakistan menuding adanya propaganda dari India yang memperkeruh situasi.
Menteri Federal untuk Informasi dan Penyiaran Attaullah Tarar juga mengkritik media India karena diduga menyebarkan narasi yang mendukung kelompok separatis.
Militan dari organisasi pemberontak Baloch Liberation Army dan United Baloch Army, menyerahkan senjata mereka kepada Kepala Suku Marri dan menteri provinsi Pakistan Nawab Changaiz Marri saat upacara penyerahan diri di Quetta, pada 29 Oktober 2015. Foto: Banaras KHAN / AFP
BLA mengeklaim bertanggung jawab atas serangan ini dan mengancam akan mengeksekusi sandera jika pemerintah tidak memenuhi tuntutan mereka dalam 48 jam.
Mereka pun mengatakan telah membunuh 50 sandera sebelum operasi militer berlangsung.
Kelompok ini menuntut pembebasan tahanan politik dan aktivis Baloch yang mereka sebut sebagai korban penculikan militer, lalu mengancam akan mengeksekusi sandera jika pemerintah tak memenuhi ultimatum mereka.
Kini situasi di Balochistan masih memanas, serangan infrastruktur dan personel keamanan meningkat dengan kelompok separatis menuntut kendali lebih besar atas sumber daya alam wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT