Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Ibu 4 Anak di Kota Serang yang Kelaparan 2 Hari saat Corona Meninggal Dunia
20 April 2020 21:53 WIB

ADVERTISEMENT
Yuli Nur Amelia (42), warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, Banten yang tidak makan dua hari dan hanya minum air galon, akibat terdampak adanya wabah corona meninggal dunia sore tadi, Senin (20/4).
ADVERTISEMENT
Yuli tinggal bersama dengan suami dan keempat anaknya. Suami Yuli bekerja sebagai pemulung. Sejak wabah corona, suaminya tak lagi bekerja. Mereka tak punya beras untuk dimasak, dan selama 2 hari hanya minum air putih.
Menurut Lurah Lontar Baru Dede Sudrajat, pihaknya mengetahui informasi dari RT/ RW lingkungan Lontar Baru, Yuli dikabarkan meninggal dunia hari ini, Senin (20/4/2020), sekitar pukul 15:30 WIB.
Untuk penyebabnya, diakui Dede, pihaknya sampai saat ini belum mendapat informasi yang jelas dari dokter di Puskesmas Singandaru. Namun, informasi yang didapatnya hanya menyebutkan jika yang bersangkutan meninggal bukan karena kelaparan atau COVID-19 .
"Saya kira bukan itu penyebabnya (kelaparan), karena Alhamdulillah masih makan juga yah, informasi yang saya dapat itu bukan karena informasi dua hari tidak makan terus meninggal gitu yah, itu perlu diklarifikasi tidak seperti itu sebenarnya," kata Dede kepada wartawan, Senin (20/4).
ADVERTISEMENT
Dede memaparkan, hingga almarhumah menghembuskan napas terakhir, itu belum sempat mendapatkan pemeriksaan karena ketika yang bersangkutan pingsan langsung dibawa ke Puskesmas. Namun sayang, sebelum sampai Puskesmas yang bersangkutan meninggal dunia.
"Dari pihak puskesmas juga menyatakan lima menit sebelum sampai sudah meninggal kemungkinan di jalan. Tapi yang jelas dokter dari puskesmas Singandaru mengatakan bahwa ini bukan kasus COVID-19 ," tukasnya.
Sebelumnya, Yuli dan keluarganya viral di media sosial karena mereka bertahan hidup hanya dengan minum air galon karena tidak memiliki uang untuk membeli beras. Sejak kabar kondisi keluarga tersebut viral, bantuan dari berbagai pihak akhirnya berdatangan pada Sabtu (18/4). Namun dikabarkan Senin sore tadi Yuli menghembuskan napas terakhir.
****
Simak panduan lengkap dalam menghadapi pandemi corona dalam Pusat Informasi Corona . Sebuah inisiatif yang dirancang kumparan untuk membantu masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!