Ibunda Pelaku Teror London: Internet yang Pengaruhi Putra Saya

7 Juni 2017 9:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Teror di London. (Foto: Yui Mok/PA via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Teror di London. (Foto: Yui Mok/PA via AP)
Nama Youssef Zaghba telah diumumkan oleh kepolisian Inggris sebagai pelaku ketiga teror London Bridge yang menewaskan empat korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Dilansir Italy's L'Espresso via Reuters (7/6), Ibunda Zaghba, Valeria Khadija Collina, mengatakan bahwa internet telah mempengaruhi putranya untuk percaya kepada ideologi ISIS.
Collina mengaku telah berusaha keras menjaga anaknya dari lubang hitam ideologi radikal tersebut.
"Saat seorang anak berbuat kesalahan, orang tuanya juga akan merasa bersalah. Tapi saya telah berusaha keras (mencegahnya)," ujar Collina.
"Kami selalu melacak teman-temannya dan memastikan bahwa dia tidak bergaul dengan orang yang salah. Tetapi dia memilki akses internet yang dari sanalah semuanya bermula," lanjutnya.
Tahun lalu, Zaghba pernah mencoba untuk pergi ke Suriah melalui Turki, namun dia dihentikan di Bandara Bologna, Italia, karena dicurigai akan bergabung dengan ISIS.
Menurut Collina, yang membuat Zaghba memutuskan untuk pergi ke Suriah adalah karena putranya itu tertarik dengan konsep ajaran islam yang murni yang ditawarkan ideologi tersebut melalui internet.
ADVERTISEMENT
Salah satu pelaku teror London (Foto: Metropolitan Police Handout via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu pelaku teror London (Foto: Metropolitan Police Handout via REUTERS)
Zaghba dan Collina tidak tinggal bersama, Collina tinggal di Italia, sedangkan putranya memilih untuk tinggal di London. Saat dia menjenguk putranya di London, Collina telah merasakan ada yang salah dengan pergaulan anaknya itu.
"Lingkungannya membuat saya tidak nyaman," tutur Collina, "Dia menghabiskan waktunya dengan orang-orang yang salah,"katanya.
Youssef Zaghba telah ditembak mati oleh pihak berwenang Inggris menyusul dua pelaku lainnya yakni Khuram Shazad Butt dan Rachod Redouane. Dan sebagai seorang muslim, Collina setuju dengan para imam besar di Inggris yang menolak untuk menyalatkan Jenazah putranya.
ADVERTISEMENT
"Saya mengerti dan setuju dengan pilihan mereka karena ini sangat penting untuk menyampaikan sebuah pesan politik yang kuat," tuturnya.
Collina akan mendedikasikan hidupnya untuk memerangi paham radikal ISIS dengan mengajarkan arti Islam yang sesungguhnya kepada masyarakat dunia.