Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
IDAI: Kondisi Bayi Suspek Hepatitis Akut di Bali Membaik, Bisa Segera Pulang
ADVERTISEMENT
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI ) dr IGN Sanjaya Putra SpA(K) mengatakan, kondisi pasien balita yang diduga mengidap penyakit hepatitis akut telah membaik. Ia berharap bayi tersebut bisa dipulangkan dalam 2 hari ke depan.
ADVERTISEMENT
"Kondisi pasien membaik sehingga mungkin 1-2 hari ini kita pulangkan," kata Sanjaya di RSUP Sanglah, Denpasar, Jumat (27/5).
Ia menuturkan, pasien merupakan bayi berusia 2 tahun --sebelumnya disebut berusia 3 tahun.
"Pasien anak umur 2 tahun, jenis kelamin laki-laki dengan probable clasification," kata Sanjaya.
Kencing Berwarna Teh
Pasien tersebut masuk ke RSUP Sanglah dengan gejala gangguan pencernaan berupa sakit perut, muntah, kencing berwarna teh, dan mata berwarna kuning, pada Kamis (15/5).
Selanjutnya, RSUP Sanglah mengirimkan sampel darah dan swab toraks pasien ke Litbangkes Kemenkes RI untuk mendeteksi duagaan hepatitis akut misterius tersebut.
RSUP Sanglah juga melakukan uji laboratorium terhadap kencing dan kotoran pasien.
Hasil laboratorium menyatakan, pasien negatif mengidap hepatitis A, B, C dan E. Sehingga Kemenkes menyatakan, pasien berstatus probable atau diduga terserang hepatitis akut misterius.
ADVERTISEMENT
"Hasil laboratoriumnya telah keluar, pasien ditentukan pasien probable karena hepatitis A, B, C, dan E negatif," kata dia.
Sanjaya menuturkan, pasien dirawat di ruang isolasi secara intensif. Pasien diberikan terapi dan obat antioksidan untuk penyembuhan. Selama 13 hari dirawat kini gangguan pencernaan pasien anak telah membaik.
"Proses radangnya (pada pencernaan) pasien sembuh. Klinisnya baik, pasien enggak ada panas, makan bagus dan beraktivitas baik,"kata dia.
Tidak Ada Riwayat Perjalanan
Dalam kasus ini, Sanjaya sempat melacak riwayat perjalanan anak dan orang tua untuk mendeteksi sumber penularan. Hasilnya, anak dan pasien tidak memiliki riwayat bepergian di luar wilayah Denpasar.
"Kita sempat tanya, ibunya ini bidan dan mereka tidak ada bepergian," kata dia.
Sanjaya menambahkan, hingga saat ini belum diketahui penyebab hepatitis akut misterius ini. Ia meminta seluruh orang tua tidak panik menghadapi penyakit misterius ini.
ADVERTISEMENT
"Di beberapa negara lebih banyak terjadi gangguan pada pencernaan sehingga pencegahannya kita berorientasi menjaga keberhasilan lingkungan, menjaga kebersihan pribadi," ucap Sanjaya.