Idham Azis: Dari Pemburu Teroris hingga Jadi Kapolri

1 November 2019 10:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komjen Pol Idham Azis mengikuti uji kepatutan dan kelayakan calon Kapolri di ruang rapat Komisi III, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komjen Pol Idham Azis mengikuti uji kepatutan dan kelayakan calon Kapolri di ruang rapat Komisi III, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo resmi melantik Komjen Idham Azis sebagai Kapolri di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (1/11). Idham menggantikan Jenderal (Purn) Tito Karnavian yang diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri.
ADVERTISEMENT
Sebelum menjadi Kapolri, Idham menjabat sebagai Kabareskrim Polri sejak 24 Januari 2019. Selain itu, beberapa posisi penting di internal Polri pernah diemban Idham seperti Kapolda Metro Jaya, Kadiv Propam Mabes Polri, dan Kapolda Sulawesi Tengah.
Infografik Kapolri Idham Azis. Foto: Antara Foto/Wahyu Putro A dan Hod Susanto/kumparan
Namun jauh sebelum itu, nama pria kelahiran Sulawesi Tenggara itu mulai meroket pada November 2005. Kala itu, Idham bersama dengan Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose (sekarang Kapolda Bali), Rycko Amelza Dahniel (sekarang Kapolda Jateng), dan tim Bareskrim berhasil melumpuhkan warga negara Malaysia, Dr Azahari, otak kasus terorisme bom Bali 2002, di Batu, Jawa Timur.
Setelah melumpuhkan Dr Azahari, Idham langsung diberangkatkan ke Poso untuk menginvestigasi kasus mutilasi terhadap tiga gadis. Tito yang meminta agar Idham ikut dilibatkan dalam proses investigasi.
Idham Azis bersiap mengikuti upacara pelantikan sebagai Kapolri di Istana Negara, Jumat (1/11/2019). Foto: Antara Foto/Wahyu Putro
Berkat keberhasilannya menangani sejumlah kasus terorisme, pada tahun 2010 Idham diangkat menjadi Wakadensus 88/Antiteror mendampingi Tito yang saat itu menjabat sebagai Kadensus 88/Antiteror. Idham juga pernah menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri pada 2013.
ADVERTISEMENT
Pada 2014, Idham kembali dipercaya untuk menangani kasus terorisme. Idham kemudian tergabung sebagai anggota dalam Operasi Camar Maleo. Operasi ini dimotori oleh TNI dan Polri untuk menangkap kelompok teroris Santoso meski gagal menciduk Santoso.
Sandi operasi itu kemudian diganti menjadi Operasi Tinombala. Santoso sendiri akhirnya tewas dalam kontak senjata dengan Satgas Tinombala pada Juli 2016.
Pada 2018, Idham Azis kembali jadi sorotan saat Kapolri tengah mencari pengganti Wakapolri Komjen Syafruddin yang ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Menteri PAN-RB. Namanya masuk bursa Wakapolri. Tapi, prediksi itu meleset.
Wakapolri akhirnya diisi oleh Komjen Ari Dono yang sebelumnya menjabat Kabareskrim. Sedangkan Idham mengisi kursi yang ditinggalkan Ari sebagai Kabareskrim.
Karier Idham di kepolisian mencapai puncaknya setelah Tito Karnavian diberhentikan sebagai Kapolri dan diangkat sebagai Mendagri oleh Presiden Jokowi pada Kabinet Indonesia Maju. Idham pun dilantik Pesiden Jokowi sebagai Kapolri baru.
ADVERTISEMENT
Idham saat ini berusia 56 tahun. Pada Januari 2020, Idham berusia 57 tahun. Sesuai aturan, Idham hanya akan menjabat sebagai Kapolri selama satu tahun kecuali Jokowi memperpanjang masa jabatannya.