Jalan Mulus Idham Azis Jadi Kapolri

1 November 2019 10:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Kapolri Komjen Idham Azis usai sidang paripurna di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (31/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Calon Kapolri Komjen Idham Azis usai sidang paripurna di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (31/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo resmi melantik Komjen Pol Idham Azis sebagai Kapolri di Istana Negara, Jakarta Pusat. Pelantikan digelar pukul 09.37 WIB dan dihadiri oleh sejumlah pejabat negara maupun Polri.
ADVERTISEMENT
Setelah dilantik, Idham Azis juga mendapat kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi jenderal. Kenaikan pangkat ini berdasarkan Keputusan Presiden No. 98/Polri Tahun 2019 tentang Kenaikan Pangkat Perwira Polri.
Idham Azis bersiap mengikuti upacara pelantikan sebagai Kapolri di Istana Negara, Jumat (1/11/2019). Foto: Antara Foto/Wahyu Putro
Bisa dibilang, perjalanan Idham hingga akhirnya dilantik menjadi Kapolri berjalan mulus. Yakni hanya sepekan lebih setelah Jokowi mengumumkan Idham sebagai Kapolri pengganti Tito Karnavian, yang ditunjuk sebagai Menteri Dalam Negeri.
"Pengganti Kapolri sudah kami ajukan hari ini ke DPR, Pak Idham Azis, Kabareskrim," ujar Jokowi, Rabu (23/10).
Sebenarnya, sebelum ditunjuk Jokowi, Idham sudah digadang-gadang menjadi salah satu jenderal tiga pengganti Tito. Selain Idham, muncul nama-nama seperti Wakapolri Komjen Ari Doni, Kalemdiklat Polri Komjen Arief Sulistyo, hingga Kepala BNN Komjen Heru Winarko.
ADVERTISEMENT
Setelah pengumuman dari Jokowi, Polri menjamin jajarannya akan solid mendukung Idham Azis untuk posisi barunya.
“Semua Polri, jajaran mulai tingkat polres, polda, Mabes Polri mendukung sepenuhnya penunjukan Pak Idham Azis sebagai calon Kapolri,” ujar Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Lalu surat presiden (surpres) diberikan Sekretariat Negara (Setneg) ke DPR. Komisi III langsung melakukan persiapan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) usai alat kelengkapan dewan (AKD) lengkap.
Infografik Kapolri Idham Azis. Foto: Antara Foto/Wahyu Putro A dan Hod Susanto/kumparan
Fit and proper test rupanya cukup dilakukan dalam satu hari, yakni pada Rabu (30/10) lalu. Rangkaian fit and proper test dimulai dengan Komisi III menyambangi kediaman Idham untuk mendalami latar belakang keluarganya. Pendalaman ini dilakukan untuk memastikan Idham adalah orang yang tepat menggantikan Tito.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Komisi III melanjutkan dengan uji kelayakan yang berlangsung kurang dari 2 jam. Dalam fit and proper test, Idham menyebut tak memiliki visi dan misi sebagai Kapolri. Melainkan menjadikan arah kebijakan pemerintah sebagai acuannya.
Akhirnya, Komisi III secara aklamasi menyetujui Idham sebagai Kapolri, dan disahkan dalam rapat paripurna yang berlangsung Kamis (31/10).
"Apakah laporan komisi III tentang fit and proper test Kapolri dapat disetujui?" tanya Ketua DPR Puan Maharani.
"Setuju," teriak seluruh anggota. Tok! Puan mengetok palu sebagai tanda Idham sah menjadi Kapolri.
Rencananya, Idham Azis yang kini berusia 56 tahun itu akan menjabat selama 14 bulan, sesuai dengan masa aktif sebagai anggota Polri.
Diminta Selesaikan Kasus Novel
Komjen Pol Idham Azis bersiap mengikuti uji kepatutan dan kelayakan calon Kapolri di ruang rapat Komisi III, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Terpilihnya Idham Azis sebagai Kapolri tentu diharapkan bisa menyelesaikan sederet kasus yang masih belum terungkap hingga kini.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang paling disorot adalah serangan teror terhadap pegawai dan pimpinan KPK. Mulai dari kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan, hingga pelemparan bom molotov ke kediaman pimpinan KPK.
"Misalnya ada teror di dua pimpinan KPK, meskipun di Ketua KPK disebut itu fake bomb tapi di Pak Laode (Syarif) ada molotov yang dilempar. Ini perlu dicari siapa pelakunya agar tak ada teror lain terhadap penegak hukum baik pada pimpinan dan pegawai KPK dan institusi penegak hukum lain," jelas juru bicara KPK Febri Diansyah.
Harapan yang sama juga diutarakan Tito agar salah satu tugas yang belum terselesaikannya, yakni kasus Novel yang terjadi 11 April 2017 itu bisa terungkap.
ADVERTISEMENT
"Silahkan kasus Novel juga. Karena mekanismenya kan, sudah ada sistemnya," ucap Tito.
Rekam Jejak Idham sebelum Jadi Kapolri
Idham Azis lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 30 Januari 1963. Karier Idham di korps Bhayangkara terbilang cukup moncer.
Ia merupakan lulusan Akpol 1988 dan langsung bertugas sebagai perwira pertama sebagai Pamapta Kepolisian Resor Bandung. Berbagai kasus penanganan terorisme pernah ditanganinya, mulai dari Bom Bali II hingga Operasi Tunombala di Poso. Salah satu prestasinya adalah melumpuhkan Dr. Azhari, 'gembong' Jemaah Islamiyah, pada November 2005.
Komjen Pol Idham Azis Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Kariernya di Densus 88 Antiteror juga tak bisa dipandang sebelah mata. Dia pernah menjabat sebagai Kepala Unit Pemeriksaan Sub Detasemen Investigasi Densus/Anti-Teror, Kepala Sub Detasemen Investigasi Densus 88/Anti-Teror Badan Reserse Kriminal Polri, dan Wakil Kepala Densus 88/Anti-Teror Polri.
ADVERTISEMENT
Idham kemudian menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah dan berhasil mengungkap kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.
Saat Tito diangkat menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti, Idham pun ditarik ke Mabes Polri. Lalu periode Juli 2017-Januari 2019, Idham menjadi Kapolda Metro Jaya.
Tak hanya itu, Idham juga pernah disebut akan menjadi Wakapolri menggantikan Komjen Syafruddin yang ditunjuk Jokowi sebagai Menteri PAN-RB. Meski, akhirnya posisi tersebut diisi oleh Komjen Ari Dono.
Lalu Idham mengisi kekosongan Kabareskrim yang ditinggalkan Ari Dono. Hingga akhirnya, kariernya kini semakin melejit dan resmi menjadi Kapolri.
Selamat bertugas Kapolri baru, Idham Azis!