IDI Ungkap Banyak Laporan Kasus Cacar Monyet di Dunia dari Kelompok LGBT

2 Agustus 2022 13:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria menerima dosis vaksin cacar monyet di pusat vaksinasi kota Edison di Paris, Prancis. Foto: Alain Jocard/Pool/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria menerima dosis vaksin cacar monyet di pusat vaksinasi kota Edison di Paris, Prancis. Foto: Alain Jocard/Pool/REUTERS
ADVERTISEMENT
Ketua Satgas Cacar Monyet PB IDI dr Hanny Nilasari mengungkap banyak laporan kasus cacar monyet di dunia berasal dari kelompok LGBT. Menurutnya, kasus cacar monyet di dunia juga banyak ditemukan pada penderita HIV.
ADVERTISEMENT
"Menjadi konsen memang. Banyak dilaporkan pada populasi gay, lesbian, dan HIV. Itu cukup banyak kena monkeypox," kata Hanny dalam webinar PB IDI terkait cacar monyet, Selasa (2/8).
Kendati demikian, Hanny menerangkan banyaknya kasus cacar monyet pada LGBT bukan karena orientasi seksual pasangan dari kelompok tersebut. Ia menjelaskan ini karena secara teori, kontak erat termasuk hubungan seksual sangat berpotensi menjadi sumber penularan cacar monyet.
"Masih teori bahwa penularannya bukan karena kontak seksual. Seks tentu kontak erat. Sebetulnya concern kita dari kulit ke kulit, mata ke mata, anus ke anus. Jadi bukan pada populasi khusus ini, tapi semua yang kontak seks berisiko dapat kasus ini," ujarnya.
Sebab itu, Hanny mengingatkan penting untuk menerapkan perilaku hidup sehat dan menjaga kontak erat selama kewaspadaan wabah cacar monyet. Terlebih, belum ada vaksinasi cacar monyet yang disetujui penggunaannya oleh BPOM.
ADVERTISEMENT
"[Dari segi pencegahan] ada yang tanyakan vaksinasi. Kita tahu vaksin monkeypox belum di-approve BPOM meski sudah ada dua vaksin rekomendasi CDC atau WHO. Tentu kita harus beri info detail bagaimana penularan, PHBS, dan jaga imunitas," jelas dia.
Sementara itu, Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (PERDOSKI) dr Prasetyadi Mawardi mengatakan, hingga saat ini cacar monyet belum digolongkan sebagai penyakit menular seksual. Namun, ia mengakui bahwa hubungan seksual akan sangat memudahkan transmisi virus cacar monyet.
"Monkeypox bukan penyakit menular seksual, tapi yang dikatakan dr.Henny tadi benar. Kulit ke kulit akan memperbesar potensi monkeypox. [Penularan pada] populasi khusus meningkat, kita pahami karena kontaknya," ujar dia dalam kesempatan yang sama.
"Homoseksual kalau kontak dari kulit ke mukosa atau anal atau oral akan mudahkan transmisi monkeypox. [Tapi] yang jelas sampai saat ini belum dikelompokkan sebagai penyakit menular seksual," pungkasnya.
Infografik Waspada Cacar Monyet. Foto: kumparan
Pada awal Mei 2022, WHO mendapatkan laporan kasus Monkeypox yang terjadi di negara non-endemis, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Pada Juli 2022, WHO pun menetapkan wabah monkeypox sebagai darurat kesehatan dunia.
ADVERTISEMENT
Hingga 29 Juli 2022, telah terdapat 76 negara yang melaporkan kejadian monkeypox, dengan total 22.485 kasus konfirmasi di seluruh dunia.
Amerika Serikat mencatat kasus monkeypox tertinggi yakni 4,906 kasus. Di ASEAN, hingga akhir Juli 2022, Singapura telah melaporkan 11 kasus konfirmasi, Thailand melaporkan 2 kasus konfirmasi, dan Filipina melaporkan 1 kasus konfirmasi.
Di Indonesia, hingga Agustus 2022, belum terdapat kasus konfirmasi infeksi cacar monyet. Namun, kasus ini telah menjadi kewaspadaan banyak pihak di Indonesia, termasuk Kemenkes.